JAKARTA - Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan siklon tropis merupakan salah satu bentuk gangguan tropis yang umumnya terjadi antara bulan November hingga April setiap tahunnya di Samudra Hindia sebelah selatan wilayah Indonesia.
BMKG mencatat sejak tahun 2007 hingga April 2021, sudah ada 10 siklon tropis yang tumbuh di dalam wilayah tanggung jawab Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) atau Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis Jakarta.
“Siklon tropis berbentuk seperti pusaran angin berukuran sangat besar yang melintas di perairan maupun di daratan. Ukurannya sangat besar, kisaran antara puluhan kilometer hingga dapat mencapai ratusan kilometer. Dan gumpalan-gumpalan awan yang dimilikinya siklon tropis tentu menimbulkan dampak besar pada tempat-tempat yang dilaluinya,” dikutip dari kanal Youtube resmi BMKG, Kamis (15/4/2021).
BMKG pun mengungkapkan terdapat dua jenis dampak yang ditimbulkan oleh siklon tropis yaitu dampak langsung dan dampak tidak langsung.
Baca Juga: Waspada! Sebagian Besar Wilayah Indonesia Bakal Diguyur Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
Dampak langsung dari siklon tropis terjadi di wilayah yang dilintasi oleh siklon tropis itu sendiri. Jika diingat siklon tropis Cempaka yang terbentuk di tahun 2017 dekat wilayah Yogyakarta atau siklon tropis Seroja yang baru-baru ini terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur.
“Nah keduanya adalah contoh dari siklon tropis yang menyebabkan dampak langsung karena tumbuh cukup dekat dengan wilayah daratan Indonesia,” paparnya.
BMKG menjelaskan kondisi utama yang terjadi berupa angin yang sangat kencang hingga lebih dari 60 km per jam dan hujan yang sangat lebat. Bahkan mencapai intensitas ekstrim yang terjadi dalam durasi panjang hingga dapat menimbulkan kerusakan bangunan dan infrastruktur. Serta bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.