Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, apabila Alsintan bisa dikelola dengan baik akan memberi penghasilan tambahan bagi Poktan atau Gapoktan. Poktan atau Gapoktan bisa membentuk UPJA, koperasi dan kelompok usaha bersama (KUB) untuk mengembangkan Alsintan bantuan pemerintah.
"Alsintan yang dikelola UPJA di sejumlah daerah sudah banyak yang berhasil. UPJA terbukti bisa memberikan nilai tambah kepada poktan atau gapoktan," ucap Sarwo Edhy.
Menurut Sarwo Edhy, bantuan Alsintan ke petani harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebab, petani yang menggunakan Alsintan usaha taninya lebih efektif dan efisien.
"Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu lima sampai enam hari per hektare. Dengan memanfaatkan traktor, petani hanya butuh waktu tiga jam per hektare. Sehingga, penggunaan Alsintan 40 persen lebih efisien," tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengatakan, bantuan tersebut berupa 70 alat mesin pertanian, di antaranya tiga unit power thresher, lima unit corn sheler atau pemipil jagung, satu unit unit pengolahan hasil (UPH) Mokaf yang bersumber dari pusat/Kementerian Pertanian dan 39 unit alat olahan hasil pertanian.