LONDON - Sebuah laporan baru pada Jumat (14/5/2021) menuduh China memaksa etnis Uighur, termasuk warga Kazakhstan untuk bekerja di sejumlah pabrik yang memproduksi panel surya dan beberapa produk lainnya.
Mengutip statistik pemerintah China, sejumlah peneliti menyatakan sekitar 2,6 juta orang telah dipekerjakan di seluruh wilayah Xinjiang yang disebut Beijing sebagai inisiatif "surplus tenaga kerja."
"Permintaan global terhadap energi surya mendorong sejumlah perusahaan China berupaya keras agar pertanggungjawaban atas iklim bisa semurah mungkin," kata laporan Inggris tersebut. "Namun, hal itu harus dibayar mahal oleh para pekerja yang berada di hulu rantai pasokan," sambung laporan tersebut.
Baca Juga: Kesaksian Eks Tahanan: Wanita Uighur Diperkosa Secara Sistemik di Kamp Xinjiang
Beberapa peneliti mengungkapkan, sejumlah perusahaan yang berusaha menghindari penggunaan suku cadang yang diproduksi dari hasil kerja paksa itu akan mengalami kesulitan. "Karena mereka terkait dengan prioritas tinggin pemerintah, program ketenagakerjaan wajib ini hampir sama sulitnya untuk dihindari oleh perusahaan seperti halnya para pekerja yang dipaksa untuk bekerja di dalamnya," tulis para peneliti dari Helena Kennedy Center for International Justice pada Universitas Sheffield Hallam.
China menegaskan para pekerja dalam program itu terlibat secara sukarela di sana. Minggu ini seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri menolak tuduhan bahwa kerja paksa digunakan dalam rantai pasokan panel surya, menyebut hal itu fitnah dari sejumlah penentang Beijing.
Akan tetapi industri panel surya China telah mendapat sorotan dan pengawasan internasional selama bertahun-tahun.
(Sazili Mustofa)