Profil Singkat Ki Manteb Sudharsono, Sejak Kecil Sudah Jadi Dalang

Tim Okezone, Jurnalis
Jum'at 02 Juli 2021 10:55 WIB
Ki Manteb Sudharsono (Foto : Istimewa)
Share :

KI MANTEB Sudharsono meninggal dunia. Ia adalah putra seorang dalang bernama Ki Hardjo Brahim yang dilahirkan di Dusun Jatimalang, Kelurahan Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada tanggal 31 Agustus 1948.

Sang ayah adalah seniman tulen yang tidak memiliki pekerjaan lain kecuali mendalang. Sebagai putra pertama, Manteb dididik dengan keras agar bisa menjadi dalang tulen seperti dirinya.

Ki Hardjo sering mengajak Manteb ikut mendalang ketika ia mengadakan pertunjukan.

Sementara itu, ibu Manteb yang juga seorang seniman, penabuh gamelan, lebih suka jika putranya itu memiliki pekerjaan sampingan. Karena itu, Ki Manteb pun disekolahkan di STM Manahan, Solo.

Sejak kecil, Manteb sudah laris sebagai dalang sehingga pendidikannya pun terbengkalai. Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti sekolah untuk mendalami karier mendalang.

Untuk meningkatkan keahliannya, Manteb banyak belajar kepada para dalang senior, seperti dalang legendaris Ki Narto Sabdo pada tahun 1972, dan kepada Ki Sudarman Gondodarsono yang ahli sabet, pada tahun 1974.

Pada tahun 1970 dan 1980-an, dunia pedalangan wayang kulit dikuasai oleh Ki Narto Sabdo dan Ki Anom Suroto. Ki Manteb berusaha keras menemukan jati diri untuk bisa tetap eksis dalam kariernya.

Baca Juga : Kabar Duka, Dalang Kondang Ki Manteb Sudharsono Meninggal Dunia

Jika Ki Narto mahir dalam seni dramatisasi, sedangkan Ki Anom mahir dalam olah suara, maka Ki Manteb memilih untuk mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah sabet.

Dari itu, Ki Manteb pun sering disebut dalang setan karena gaya sabetan wayangnya yang luar biasa. Ki Manteb selain sebagai dalang juga aktif menjadi pengajar di ISI Surakarta.

Popularitasnya sebagai seniman tingkat nasional mulai diperhitungkan publik sejak ia menggelar pertunjukan Banjaran Bima sebulan sekali selama setahun penuh di Jakarta pada tahun 1987.

Ketika Ki Narto Sabdo meninggal dunia tahun 1985, seorang penggemar beratnya bernama Soedharko Prawiroyudo merasa sangat kehilangan. Soedharko kemudian bertemu murid Ki Narto, yaitu Ki Manteb yang dianggap memiliki beberapa kemiripan dengan gurunya itu. Ki Manteb pun diundang untuk mendalang dalam acara khitanan putra Soedharko.

Dikutip dari Wikipedia, pada tanggal 4–5 September 2004, Ki Manteb membuat rekor dengan mendalang 24 jam tanpa henti dengan lakon Baratayudha. Pertunjukannya ini bertempat di RRI Semarang, Jalan A. Yani 144–146 Semarang.

Berkat pementasannya ini, ia mendapatkan rekor MURI pentas wayang kulit terlama. Dan hebatnya, meskipun telah mendalang selama 24 jam itu, dokter yang memeriksa kesehatan Ki Manteb setelah pentas menyatakan bahwa kondisi Ki Manteb sangat prima.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya