Termasuk ketika Ken Dedes meminta untuk berhenti, hendak turun dari kereta, Ken Arok pun menyertainya. Menariknya saat turun inilah Ken Arok melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Langkah kakinya membuat menyingkapkan kain yang membalut tubuh Ken Dedes. Saat itu Ken Arok berada di depannya, sehingga ia bisa melihat dengan jelas kemaluan Ken Dedes yang bersinar.
Hal ini juga dikisahkan dalam Pararaton, “Kengkis wetisira, kengkab tekeng rahasyanica, nener katon murub denira Ken Arok, yang berarti, “Tersingkap betisnya, yang terbuka sampai ‘rahasinya’, lalu terlihat oleh Ken Arok.”
Sejak melihat bagian kemaluan dari Ken Dedes itulah, bayangan tentang kemaluan yang bersinar itu tak pernah hilang dari pikiran Ken Arok. Bukan nafsu birahi yang membuatnya susah memilkirkannya, melainkan hal yang sangat aneh dan mengandung misteri.
Hal yang mungkin mengganjal dalam pikiran Ken Arok adalah apa sesungguhnya cahaya yang keluar dari kemaluan Paremesywari Tumapel itu. Oleh karena itulah, Ken Arok menyampaikan apa yang dilihatnya kepada gurunya, Lohgawe. (din)
(Rani Hardjanti)