Digul jauh dari mana pun, hanya dengan jalur udara untuk mengakses lokasi tersebut. Digul semakin mengerikan lantaran banyak nyamuk malaria yang ganas. Sungai Digul memiliki panjang 525 kilometer. Selain panjang, juga banyak buaya di sungai ini.
Mengunjungi Digul tak ayal seperti pergi ke negeri entah berantah. Perjalanan panjang melalui jalur udara. Dari Jakarta-Jayapura. Serta Jayapura-Tanah Merah. Selain jalur udara, bisa melalui jalur darat dari Merauke. Membutuhkan waktu sekitar 6 jam dengan berkendara menggunakan roda empat.
Di atas pesawat sebelum tiba di Bandar Udara Tanah Merah, terlihat hutan rimba dengan pepohonan yang lebat. Serta Sungai Digul yang panjang. Tak jauh dari Bandara Tanah Merah, terdapat satu patung besar Bung Hatta. Tepatnya berada di hadapan Bandara yang digunakan untuk pendaratan pesawat perintis.
Di belakang patung Bung Hatta berdiri Markas Polres Boven Digul. Di sebelah Mapolres terdapat bangunan penjara lama. Bangunan penjara lama ini, merupakan simbol bahwa Bung Hatta pernah diasingkan dan berjuang meski diisolasi.
Di bagian bawah patung Hatta terdapat tulisan berupa: "Ke mana kita dibawa oleh nasib, ke mana kita dibuang oleh yang berkuasa, tiap-tiap bidang tanah dalam Indonesia ini, itulah juga Tanah Air kita. Di atas segala lapangan tanah air aku hidup, aku gembira. Dan di mana kakiku menginjak bumi Indonesia, di sanalah tumbuh bibit cita-cita yang tersimpan dalam dadaku" (Bung Hatta).
(Rahman Asmardika)