CHINA - Hubungan antara China dan Taiwan semakin panas. Tahun lalu jumlah pesawat tempur China yang dikirim ke zona pertahanan udara Taiwan menembus rekor yakni 56 jet tempur. Inti dari konflik ini adalah masalah reunifikasi kedua negara.
Presiden China Xi Jinping mengatakan "penyatuan kembali" dengan Taiwan " harus dipenuhi" - dan tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mencapai hal ini.
China melihat Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai "provinsi yang memisahkan diri" yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari negara RRC lagi.
Namun, Taiwan melihat dirinya sebagai "negara merdeka", dengan konstitusinya sendiri dan para pemimpin yang dipilih secara demokratis.
China membelanjakan lebih dari negara mana pun kecuali AS untuk pertahanan dan dapat mengerahkan sejumlah besar kemampuan, mulai dari kekuatan angkatan laut, teknologi rudal, pesawat terbang, hingga serangan dunia maya.
Sebagian besar kekuatan militer China difokuskan di tempat lain. Dalam hal keseluruhan personel tugas aktif misalnya, ada ketidakseimbangan besar antara kedua belah pihak.
Berdasarkan data yang dihimpun The Military Balance 2021, milik lembaga penelitian internasional Inggris IISS, diketahui China memiliki total 2.035.000 tentara militer. Yaitu terdiri atas 965.000 tentara Angkatan Darat, 260.000 Angkatan Laut, 395.000 Angkatan Udara, 120.000 Angkatan rudal strategis, 145.000 Angkatan dukungan strategis, 150.000 Angkatan lain.
Baca juga: 56 Pesawat Tempur China Serbu Zona Pertahanan Udara, Taiwan Desak China Hentikan Tindakan Provokatif
Sementara itu, Taiwan memiliki total 163.00 tentara. Yakni 88.000 tentara Angkatan Darat, 40.000 Angkatan Laut, dan 35.000 Angkatan Udara. Taiwan tidak memiliki Angkatan rudal strategis, Angkatan dukungan strategis, dan Angkatan lain seperti China.