Batu Lonceng di Lembang, Peninggalan Raja Padjadjaran Konon Bisa Bunyi Sendiri

Adi Haryanto, Jurnalis
Rabu 02 Maret 2022 04:06 WIB
Batu Lonceng (Foto: Adi Haryanto)
Share :

BANDUNG BARAT - Situs Batu Lonceng di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diyakini sebagai peninggalan bersejarah di daerah Lembang. Keberadaannya secara turun temurun juga dikeramatkan masyarakat sekitar.

Dulunya lokasi situs Batu Lonceng merupakan wilayah kekuasaan dari Galuh Padjadjaran. Kala itu, rajanya dikenal dengan nama Ciungwanara.

Baca Juga:  Syeikh Jamalludin, Ulama dari Rusia yang Sebarkan Islam di Kerajaan Majapahit

Menurut Pamong Budaya Ahli Muda Sub Koordinator Sejarah dan Cagar Budaya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), KBB, Asep Diki Hidayat kawasan Desa Suntenjaya merupakan salah satu tempat yang pernah dikunjungi Ciungwanara.

Masyarakat sekitar biasa menyebut Ciungwanara dengan nama Sunan Dalem Margataka. Desa Suntenjaya atau lebih sekarang dikenal dengan Keramat Batu Lonceng, merupakan daerah perbukitan yang sejuk karena ada di kawasan Bandung Utara.

"Keramat Batu Lonceng merupakan sebutan masyarakat Desa Suntenjaya untuk sebongkah batu yang dikeramatkan. Bentuknya mirip tubuh manusia yang tengah bersemedi atau bertapa," katanya Sabtu 26 Februari 2022. 

Baca Juga: Sosok Penghulu yang Bujuk Pangeran Diponegoro Menyerah ke Belanda

Dijelaskan Asep, Batu Lonceng dikeramatkan karena masyarakat dulunya meyakini jika batu itu dapat mengeluarkan suara lonceng dan bersinar. Batu Lonceng disebutkan merupakan prasasti peninggalan kerajaan Padjadjaran yang ditemukan sekitar abad ke-16.

"Bentuknya berupa batu seperti lonceng dengan diameter 80 cm dan tinggi 50 cm. Posisi objek tersebut berada di timur laut atau sekitar 22 kilometer dari Ibu Kota KBB di Ngamprah dan berada pada area bukit seluas 250 meter," katanya.

Di kawasan tersebut juga terdapat makam atau patilasan Ciungwanara yang ditandai dengan adanya pohon besar (kalimorot). Tidak jauh dari makam ada juga batu berbentuk pipih seperti pegangan kujang, sehingga masyarakat sekitar sering menyebutnya Batu Kujang.

"Masyarakat mengartikan Batu Kujang sebagai senjata, temasuk juga Batu Lonceng yang dianggap sebagai sebuah gada," tuturnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya