Horor! Pemilik Rumah KKN di Desa Penari Ketakutan, Dijual Cepat Rp60 Juta

Erfanto Linangkung, Jurnalis
Rabu 18 Mei 2022 14:33 WIB
Foto: MNC Portal
Share :

GUNUNGKIDUL – Empat rumah dijadikan lokasi syuting film horor KKN di Desa Penari di Dusun Ngluweng Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen Gunungkidul.

Subardo (51) salah satu pemeran hantu dan juga bertugas menjadi linmas selama syuting berlangsung menceritakan sebenarnya ada 6 rumah yang ia tawarkan untuk lokasi syuting. Namun pihak produser film hanya memperkenankan 4 lokasi yang digunakan.

(Baca juga: Cerita Pemeran Hantu Film KKN di Desa Penari, dari Kesurupan hingga Dibayar Rp75 Ribu)

"Salah satunya adalah rumah milik Ngadiyo, rumah yang dijadikan rumah utama pelaksanaan syuting film tersebut,"ujar dia, Rabu (18/5/2022).

Rumah Ngadiyo lokasinya memang berada di pinggiran cukup terpencil. Rumah tersebut dipilih menjadi pusat atau rumah utama syuting film KKN di Desa Penari beberapa waktu yang lalu karena letaknya yang cukup terpencil.

Rumah tersebut sebagian berdinding bambu dan kayu ini berada di bawah rimbunan pohon bambu yang juga memiliki aura mistis cukup tinggi. Bahkan warga sekitar pun menganggapnya rumah tersebut rumah angker sehingga wajar jika digunakan untuk lokasi film horor.

"Di lokasi ini beberapa adegan film diambil dengan memanfaatkan berbagai sudut rumah tersebut,"terangnya.

Selain itu ada juga adegan ketika para peserta KKN tersebut menikmati kopi di luar ruangan. Di mana bagian depan rumah ngadio disetting dengan menempatkan beberapa meja kursi untuk minum kopi tersebut. "Di dalam itu ruangan-ruangan diubah semua. Dicat dengan warna hitam, pokoknya seram,"paparnya.

Jika dari lokasi syuting rumah pertama dan kedua yang awalnya dijadikan posko KKN maka untuk menuju ke rumah Ngadiyo harus melewati jalan setapak yang ditumbuhi dengan rimbunan pohon.

Ngadiyo bersama istrinya tinggal di rumah yang sebenarnya belum lama dibangun. Rumah tersebut walnya miring karena digoyang gempa 2006 dan oleh pemiliknya dirobohkan sekalian sehingga mendapatkan bantuan dari pemerintah kategori rusak berat sebesar Rp15 juta.

Bahkan sangking seramnya rumah tersebut, warga yang kebetulan diundang untuk mengikuti acara kendurian syukuran selesainya syuting tersebut justru merasa ketakutan. Karena saat dilaksanakan kendurian syukuran tersebut setting rumah sama sekali tidak berubah mirip dengan adegan film tersebut.

Usai syuting film tersebut selesai dilakukan, pemilikpun enggan untuk menempati rumah tersebut. Mereka mengaku takut untuk tinggal di rumah yang konon bertambah seram usai syuting film ini.

"Mbah Ngadiyo itu juga meninggal usai syuting film tersebut. Tetapi bukan karena syuting, beliau sudah sakit cukup lama,"tambahnya.

Kini rumah tersebut dibiarkan kosong oleh pemiliknya karena istri Mbah Ngadiyo enggan tinggal di rumah tersebut dan memilih bersama dengan anaknya. Di samping itu anak-anaknya beserta cucu Mbah Ngadiyo juga enggan tinggal di rumah tersebut karena mengaku takut.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya