JAKARTA - Kemampuan yang tidak berimbang antara Belanda dan Indonesia saat masa penjajahan dan kemerdekaan membuat para pejuang harus memutar otak. Berbagai strategi mereka lakukan untuk dapat memenangkan pertempuran, salah satunya adalah dengan perang gerilya.
Perang gerilya merupakan sebuah taktik penyerangan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Para pasukan yang memakai taktik ini akan menyerang secara tiba-tiba, kemudian menghilang dengan cepat sebelum musuh sempat membalas serangan.
Indonesia memiliki beberapa pejuang yang menggunakan taktik ini dalam medan perang. Siapa saja mereka? Berikut daftar pejuang yang mengimplementasikan strategi perang gerilya dalam pertempuran melawan para penjajah:
BACA JUGA: Kisah Jenderal Soedirman Jalani Perang Gerilya dengan Satu Paru-Paru
1. Jenderal Soedirman
Nama Jenderal Soedirman identik dengan perang gerilya dalam perjuangannya melawan Belanda. Dalam Agresi Militer II, Belanda kembali berusaha menduduki Indonesia dan tujuannya saat itu adalah Yogyakarta. Dalam keadaan sakit, Jenderal Soedirman bersikeras untuk turun ke medan perang meskipun sudah dilarang oleh Presiden Soekarno.
Dengan ditandu oleh pasukannya, sang Jenderal memimpin perang tersebut secara bergerilya. Untuk menghadapi persenjataan modern yang dimiliki para Belanda, dia melakukan serangan secara sembunyi-sembunyi. Soedirman juga harus melewati perjalanan yang berat dengan naik turun gunung dan memasuki hutan untuk menghindari kejaran Belanda. Sebagai penghargaan atas semangat juangnya, pemerintah memberi gelar Bapak TNI dan pahlawan nasional kepada Jenderal Soedirman.
BACA JUGA: Apa Itu Perang Gerilya, Strategi Pejuang yang Membuat Penjajah Kelimpungan
2. Robert Wolter Mongisidi
Melihat Belanda kembali ke Indonesia dengan membonceng NICA, membuat jiwa patriotisme Robert Wolter Mongisidi membara. Robert Wolter Mongisidi yang bergabung dengan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) pun ikut berjuang dalam melawan dan menyerang Belanda. Taktik gerilya yang dilakukan oleh Wolter dan pasukannya membuat pasukan Belanda kerepotan.
Keberaniannya dalam memimpin serangan ke pos-pos Belanda di Makasar membuat dia dijuluki sebagai “Harimau dari Malalayang”. Kemahirannya dalam berbahasa Belanda dan wajahnya yang kebaratan membuat Wolter juga sering menyamar menjadi tentara Belanda untuk memata-matai mereka. Hal ini membuat Robert Wolter Mongisidi ditetapkan sebagai pemberontak dan gerilyawan oleh Belanda.