KIEV – Serangan rudal Rusia menggempur kota-kota di seluruh Ukraina selama jam sibuk pada Senin, (10/10/2022) pagi, menewaskan warga sipil dan mematikan listrik dan pemanas. Ini diduga merupakan serangan balas dendam setelah Presiden Vladimir Putin menyatakan ledakan di jembatan Rusia ke Krimea sebagai serangan teroris dan menuding Ukraina sebagai dalangnya.
Ledakan juga dilaporkan terjadi di Lviv, Ternopil dan Zhytomyr di barat Ukraina, Dnipro dan Kremenchuk di Ukraina tengah, Zaporizhzhia di selatan dan Kharkiv di timur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan pada jam-jam sibuk itu tampaknya sengaja dilakukan untuk membunuh orang serta mematikan listrik. Perdana menterinya mengatakan 11 target infrastruktur utama terkena di delapan wilayah, meninggalkan beberapa daerah di Ukraina tanpa listrik, air atau panas.
Pada pertengahan pagi, kementerian pertahanan Ukraina mengatakan Rusia telah menembakkan 81 rudal jelajah, dan pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh 43 di antaranya. Polisi kota Kiev mengatakan setidaknya lima orang tewas dan 12 terluka di ibu kota, demikian diwartakan Reuters.
Rekaman kamera keamanan yang diposting online menunjukkan pecahan peluru dan api melalap jembatan berlantai kaca melintasi lembah berhutan di pusat kota, salah satu lokasi wisata paling populer di Kiev, dan seorang pejalan kaki melarikan diri dari ledakan. Reuters kemudian melihat kawah besar di bawah jembatan, yang rusak tetapi tetap berdiri.
"Mereka berusaha menghancurkan kita dan menghapus kita dari muka bumi," kata Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram. "Sirine serangan udara tidak mereda di seluruh Ukraina. Ada rudal yang menghantam. Sayangnya, ada yang tewas dan terluka."
Zelensky kemudian memfilmkan pesan video di ponsel di jalan pusat kota Kiev yang kosong dikelilingi oleh landmark. Serangan itu memiliki dua target utama, katanya: infrastruktur energi dan manusia.
"Waktu dan target seperti itu dipilih secara khusus untuk menyebabkan kerusakan sebanyak mungkin."
Tidak ada kabar langsung dari Moskow tentang apa yang menjadi targetnya. Rusia membantah sengaja menargetkan warga sipil.
Perdana Menteri Denys Shmygal berjanji untuk memulihkan utilitas secepat mungkin. Para pejabat melaporkan bahwa listrik padam di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv dan Poltava di dekatnya.
(Rahman Asmardika)