JAKARTA - Pakar Kesehatan Masyarakat Dicky Budiman meminta pemerintah untuk melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah bahan baku importir obat-obatan sirop. Hal ini dikatakan menyusul ditariknya sejumlah obat oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) dari pasaran terkait kasus Gagal Ginjal Akut.
BACA JUGA:14 Rumah Sakit Rujukan Jika Anak Alami Gejala Gagal Ginjal Akut
"Kalau dalam pemahaman saya, yang paling bertanggung jawab atau bisa kita dugai melakukan pengabaian atau kesalahan dalam kejadian ini, ya dimulai dari importirnya. Yang harus dicek. Bukan berarti mereka serta merta salah. Karena sekali lagi, produk yang baik memang berawal dari bahan baku yang baik," kata Dicky saat dihubungi, Minggu (23/10/2022).
Selain itu, pemeriksaan yang dilakukan harus sampai pada tahapan produksinya. Dicky menyebut hal itu agar mengetahui dugaan terjadinya pencemaran zat terlarang dalam tahap kontrol kualitas (Quality Control).
BACA JUGA:Dinkes DKI Sebut Banyak Korban Jatuh Akibat Gagal Ginjal Akut Disebabkan Terlambat Diagnosis
"Karena kalau sudah keluar dari situ (proses itu), pihak distributor itu tidak ada kait mengait, mereka tidak tahu sampai sedetail itu," jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Dicky, BPOM dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai regulator dalam hal ini juga harus melakukan evaluasi. Sehingga ke depan, kejadian kasus gagal ginjal akut yang diduga karena obat-obatan tersebut tidak terulang.
"Tentunya hasil investigasi itulah yang menentukan siapa yang akhirnya paling terbukti melakukan kesalahan. Dan ini kan tragedi kemanusiaan, tentu saya kira ahli hukum harus berperan. Karena harus ada pelajaran untuk mencegah kejadian tidak boleh terulang lagi. Kedua untuk memperbaiki sistem yang lemah ataupun lalai tadi," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan kasus gagal ginjal akut pada anak (Acute Kidney Injury/AKI) di Indonesia jumlahnya telah menembus 241 orang, 133 diantaranya meninggal dunia.