"Jadi dari data ini kelihatan mana yang baik mana yang turun mana yang tidak berubah, yah tidak berubah adalah elektabilitas dari pasangan Anis -AHY. Jadi efek elektoral Jokowi terhadap Ganjar maupun Prabowo ternyata tidak mengubah dukungan terhadap Anies AHY. Tapi ketika Jokowi mendukung Ganjar-AHY maka ada penurunan suara dari pasangan Ganjar Pranowo 1,5 persen dan ketika Jokowi mendukung Prabowo Puan ada tambahan suara 1,7 persen," kata peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, Rabu, (23/11/2022).
Kemudian, pertanyaan ketiga, jika Dalam Pilpres 2024 nanti ada tiga pasangan capres cawapres di bawah ini, seandainya Jokowi mendukung pasangan Anies-AHY. Dari tiga pasangan di bawah ini mana yang bapak atau ibu pilih ?.
Hasilnya, Ganjar - Airlangga memperoleh 28,5 persen, Anies-AHY 26,3 persen, dan Prabowo-Puan 22,5 persen.
Baca juga: Survei LSI Denny JA: Airlangga Jadi Tokoh Utama, KIB Ungguli Poros Lain di Komunitas Digital
Adjie menjelaskan dari data tersebut menyimpulkan bahwa dukungan Jokowi kepada Anies-AHY memang menaikkan elektabilitasnta 1,7 persen. Namun, menurunkan elektabilitas Ganjar-Airlangga, dan menaikkan Prabowo-Puan 0,4 persen.
"Kita lihat efek elektoral Jokowi itu berpengaruh tapi efeknya kecil terhadap elektabilitas pasangan Capres. Dukungan Jokowi itu paling kecil 0,0 persen terhadap pasangan Anies AHY dan paling tinggi di angka 1,7 persen. Efek elektoral Jokowi hanya di bawah 2 persen," jelasnya.
Kata Adjie, berdasarkan data tersebut ketika persaingan yang kompetitif selisih elektabilitasnya hanya di bawah dua persen. Sehingga, dukungan Jokowi bisa mengubah pemenang Pilpres.
"Jika persaingan margin 5 persen tidak mengubah pemenang," tuturnya.
(Fakhrizal Fakhri )