WHO dan CDC AS Peringatkan Ancaman Penyebaran Campak Secara Global

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 24 November 2022 11:17 WIB
Seorang bayi menerima imunisasi campak di Juba, Sudan Selatan, 4 Februari 2020. (Foto: Reuters)
Share :

JENEWA – Ancaman penyakit campak akan segera menyebar di berbagai wilayah secara global, dikarenakan pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan cakupan vaksinasi dan pengawasan terhadap campak, demikian disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan kesehatan publik Amerika Serikat (AS) pada Rabu, (23/11/2022).

BACA JUGA: Wabah Campak di Zimbabwe Tewaskan Hampir 700 Anak 

Campak adalah salah satu virus manusia yang paling menular dan hampir seluruhnya dapat dicegah melalui vaksinasi. Namun, diperlukan cakupan vaksin 95% untuk mencegah wabah di antara populasi.

Rekor tertinggi hampir 40 juta anak melewatkan dosis vaksin campak pada 2021 karena rintangan yang diciptakan oleh pandemi COVID, kata WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dalam laporan bersama.

Sementara kasus campak belum meningkat secara dramatis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sekaranglah waktunya untuk bertindak, kata pemimpin campak WHO, Patrick O'Connor, kepada Reuters

"Kami berada di persimpangan jalan," kata O'Connor, Selasa, (22/11/2022). "Ini akan menjadi 12-24 bulan yang sangat menantang untuk mencoba memitigasi ini."

Kombinasi faktor-faktor seperti langkah-langkah jarak sosial yang berkepanjangan dan sifat siklus campak dapat menjelaskan mengapa belum ada ledakan kasus meskipun kesenjangan kekebalan melebar, tetapi itu dapat berubah dengan cepat, kata O'Connor, menunjukkan sifat penyakit yang sangat menular.

WHO telah melihat peningkatan wabah besar yang mengganggu sejak awal 2022, meningkat dari 19 menjadi hampir 30 pada September, kata O'Connor, menambahkan bahwa dia sangat khawatir tentang bagian sub-Sahara Afrika.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya