Kiai pun memutuskan meminjam motor pendeta. Setelah pulang, sebelum mengembalikan motor, kiai mengambil gergaji besi dan menggergaji knalpot motor.
Pendeta pun heran dan bertanya.
“Diapakan motor saya?” tanya pendeta itu.
Dengan enteng kiai itu pun menjawab.
"Anda telah membaptis mobil saya sebelum Anda mengembalikannya. Jadi sekarang saya menyunat motor Anda,” jawabnya.
Menurut penyunting buku itu, Arndt Graf dan Johanna Pangestian-Harahap, cerita di atas itu sangat lucu sekali. Pada 2010, buku itu baru diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul ‘Tertawa Bersama Gus Dur: Humornya Kiai Indonesia’.