Paus Fransiskus telah mengecam diskriminasi terhadap perempuan di masa lalu, namun, seperti pendahulunya, ia masih belum terbuka terhadap pendeta wanita.
Ajaran Gereja Katolik menyatakan bahwa hanya pria yang dapat menjadi pendeta karena Yesus menunjuk lelaki sebagai para rasul.
Pada prakata buku yang berjudul ‘More Women's Leadership for a Better World’ tersebut, Paus menyatakan bahwa pemikiran perempuan berbeda adanya dengan lelaki.
"Mereka lebih peduli untuk melindungi lingkungan, tatapan mata mereka tidak jatuh pada masa lalu, melainkan ke masa depan," katanya.
"Wanita tahu kesakitan yang mereka rasakan saat melahirkan adalah untuk mencapai kebahagiaan besar, yaitu untuk memberi kehidupan dan membuka cakrawala baru yang luas. Inilah mengapa wanita menginginkan kedamaian, selalu,” lanjutnya.