JAKARTA -Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah mempertanyakan kematian pelaku penembakan kantor MUI yang dilakukan oleh Mustofa NR (60) pada Selasa, 2 Mei 2023.
Padahal kata dia, saat diamankan dari MUI dan diserahkan ke Polsek, pelaku masih dalam keadaan hidup dan sehat.
"Saksi semua diperiksa 7 saksi mengatakan sama yang mengetahui, melihat, menyaksikan peristiwanya dan mengalami nasib tertembak mengatakan bahwa yang bersangkutan ketika diserang polisi masih hidup masih sehat"kata Ikhsan kepada wartawan di kantor MUI Pusat, Jakarta, Kamis (4/5/2023).
"Kemudian dia mati siapa? bapak Mustofa atau siapa? karena waktu dari sini masih masuk masih hidup,"ujar dia.
Pertanyaan ini lantas menjadi perhatian dari tim investigasi MUI untuk mendalami kasus penembakan tersebut. Diketahui MUI baru saja membentuk tim investigasi yang berjumlah 9 orang.
"Walaupun menjadi tanggung jawab polisi peristiwa pidana seperti ini. Namun secara internal juga harus mempunyai pegangan dibentuk tim investigasi,"ujarnya.
Tim tersebut diketuai oleh Prof. Dr. H. Noor Achmad yang didampingi dengan wakil ketua Asrorun Niam Sholeh. Tim berjumlah 9 orang itu juga turut beranggotakan KH. Cholil Nafis hingga Jubir Wapres Masduki Baidlowi.
"Ada Cholil Nafis, jubir wapres Masduki. Sebagai pengarah semua waketum mulai dari KH Marsudi Syuhud, Anwar Abbas, Buya Basri, jumlah total 9 orang,"kata dia.
Tim tersebut lanjutnya turut bekerjasama dengan pihak kepolisian guna mengungkap motif penembakan tersebut.
"Kami bekerjasama dengan aparat polisi tentu berharap sekali aparat polisi bisa bekerja dengan baik dengan kami untuk bisa mengungkap tabir yang masih gelap,"katanya.
Menurutnya kasus penembakan di kantor MUI pusat tidak boleh dibiarkan. Sebab MUI merupakan mahkota dari seluruh umat Islam di Indonesia.
"Tidak boleh ini menjadi hal yang biasa saja, dibiarkan sebagaimana penyerangan-penyerangan di tempat lain. Ini adalah mahkota dari umat islamnya itu MUI,"tutupnya.
(Fahmi Firdaus )