Acara pembuka SatanCon memperlihatkan seorang pengikut merobek halaman-halaman dari Alkitab. Aksi tersebut menuai kritikan dan amarah para warganet
Meski begitu, para pendemo yang memeluk agama Kristen dari berbagai cabang berdiri di depan hotel itu, sambil mengangkat spanduk-spanduk yang berisi kata-kata mengutuk.
“Bertobatlah dan percaya Injil,“ desak seorang pengunjuk rasa. Ia membawa spanduk bertulisan “Setan menguasai semua anak PRIDE“ – yang dalam hal ini tidak hanya berarti “kesombongan”, tetapi juga kata “pride“ yang melambangkan komunitas LGBTQ.
Huruf-huruf itu dihias dengan warna pelangi seperti bendera LGBTQ.
“Kami ingin menunjukkan kepada Tuhan bahwa kami tidak bisa menerima penistaan ini, dan bahwa kami orang Katolik tidak rela memberikan ruang publik kepada para pemuja setan,“ kata demonstran bernama Micharl Shivler yang berasal dari kelompok Katolik konservatif.
Para hadirin acara memandang para pengunjuk rasa yang berdiri di luar dari kawasan lobi hotel. “ "Mereka menyebut kami “pelaku masturbasi penghisap obat bius'," lapor seorang pria.
"Oooh, Bapa yang ada di langit marah padaku!" guyon hadirin lain.
Acara perkumpulan itu mencakup seluruh lantai empat hotel tersebut. Para pemuja setan mengisi ruangan itu dengan busana gaya androgini gotik, jubah flamboyan, tanduk yang dihias sendiri, tato jahat dan kumis unik yang membutuhkan perawatan khusus.
Kebanyakan dari para hadirin usianya cukup untuk menjadi orang tua, sebagian dari mereka sudah beranak. Saya melihat kurang lebih ada satu pengikut yang menggunakan kursi roda.
Mereka menampilkan presentasi, salah satunya bertajuk “Hellbillies: Praktik Kesetanan Yang Terlihat di Daerah Pedalaman Amerika”, serta sebuah seminar tentang kepuasaan diri dan pemujaan setan.
Aktivisme politik merupakan bagian inti dari identitas Kuil Setan. Mereka percaya bahwa agama dan pemerintahan harus terpisah, dan seringkali mereka melayangkan gugatan terhadap pemerintah untuk melindungi pemisahan itu.
Tujuan mereka serius, tetapi mereka gemar membawa unsur sindiran dan lebai dalam upaya perjuangan mereka.
Contohnya, di negara bagian Oklahoma, mereka meminta untuk mendirikan patung setan setinggi 2,4 meter di depan gedung DPRD ketika monumen Sepuluh Perintah Allah didirikan di sana.
Mereka mengutip Amandemen Pertama yang mengharuskan semua agama diperlakukan sama. (Patung Sepuluh Perintah Allah akhirnya diturunkan setelah prosesi persidangan).
Kuil Setan juga mengadvokasikan akses aborsi. Mereka berargumen bahwa semua orang berhak untuk memiliki kendali atas tubuh mereka sendiri.
Awal tahun ini, mereka membuka klinik aborsi daring yang berbasis di New Mexico, yang dapat mengirim pil aborsi lewat kotak pos.
Bahkan, aliran itu telah menciptakan ritual khusus untuk orang yang ingin menggugurkan kandungan, yang dirancang untuk menenangkan sang ibu dan mengutarakan kata-kata afirmasi sebelum melakukan aborsi.
Mereka berargumen bahwa pengikutnya harus bebas dari larangan aborsi keagamaan yang dapat mencegah ritual itu.
Alasan itu telah menuai kritik dari beberapa kalangan, termasuk dari koran lokal the National Catholic Register yang menyebut ritual itu "hanya sekadar parodi ritual dan simbol keagamaan yang aneh".
Yellowhammer Fund, yang membiayai orang berpenghasilan rendah dalam mengakses aborsi, menyatakan bahwa "mendonasikan uang dan kepercayaan Anda pada organisasi masyarakat yang telah melakukan pekerjaan ini selama beberapa dekade" adalah cara yang lebih baik untuk mendukung akses aborsi.
Dalam ruangan yang dipenuhi pemuja setan, para dewan direktur kampanye Kuil Setan memberikan update terbaru dari program-program mereka.
Aliran itu lebih memilih agama dijauhkan dari kurikulum sekolah. Tetapi, mereka ingin melawan upaya kelompok-kelompok agama yang datang untuk menceramahi para murid-murid dengan injil.
Oleh karena itu, atas permintaan para warga setempat, mereka berupaya untuk meluncurkan program sepulang sekolah yang bertajuk After School Satan Club. Program itu berfokus pada melayani komunitas, sains, prakarya dan pemikiran kritis.
Pihak oposisi mengatakan itu menyeramkan bagi anak-anak, tetapi Kuil Setan mengatakan isi program itu sama sekali tidak bernuansa iblis. Mereka bahkan membuat lagu anak-anak berjudul “Teman Saya Setan“ dengan animasi kambing.
Lirik lagu itu berbunyi: “Setan bukan orang yang jahat, dia ingin kamu belajar dan bertanya-tanya. Dia ingin kamu bersenang-senang dan menjadi dirimu – dan juga tidak ada neraka.“
“Setan mencintaimu!“
Puluhan seniman dan pedagang membuka toko untuk menjual prakarya bertema setan. Mereka memiliki segala hal, mulai dari topi bertulisan “Setan mencintaimu!”, hingga boneka rajutan berwujud Baphomet - simbol pemuja setan berkepala kambing dengan sayap.
Kuil Setan juga menjual kaos-kaos buatan mereka sendiri. Aliran itu tidak memungut biaya keanggotaan, sehingga mereka beroperasi menggunakan donasi dan hasil jualan.
Komunitas itu baru meluncurkan buku untuk anak-anak yang bertajuk Goodnight Baphomet (Selamat Malam Baphomet). Buku cerita itu memiliki desain yang imut dan cocok untuk anak-anak.
Kuil Setan memegang beberapa nilai-nilai inti yang mereka sebut Tujuh Prinsip. Ketujuh hal itu mengutamakan empati, kontrol atas tubuh sendiri, dan menghormati kebebasan orang lain, termasuk kebebasan untuk menyinggung perasaan.
Prinsip-prinsip tersebut dikemas dalam bentuk buku cerita anak-anak yang berisi frasa-frasa seperti: “Hargai hak semua orang, terutama ketika mereka tidak setuju. Jika kata-kata mereka membuatmu marah, biarkan saja – jangan sedih!”
Araceli Rojas, yang terbang dari California untuk menghadiri acara itu, mengatakan prinsip-prinsip itu mudah diterapkan.
“Saya merasa, saya dari dulu memang seorang 'satanis', hanya saja saya sadar itu.”