JAKARTA – Saat ini, polisi seperti unit Brimob hingga sejumlah organisasi masyarakat (ormas), begitu bangga berseragam loreng. Seragam kamuflase atau loreng yang lazimnya dipakai tentara ini juga kerap menjadi sasaran fesyen atau mode pakaian.
Banyak orang yang tertarik ingin terlihat dengan gaya army look. Lalu, darimanakah sebenarnya asal usul seragam loreng?
Menurut beberapa sumber, ternyata pola kamuflase pada seragam tentara awalnya hanya hijau. Pasukan resmi pertama di dunia yang mengenakannya adalah Resimen Senapan ke-60 dan 95 Inggris dalam Perang Napoleonic (1803-1815).
Dahulu kala, pasukan Inggris begitu bangga mengenakan seragam berwarna merah atau “red coat”. Tujuannya yakni menggetarkan nyali lawan. Tapi dua unit ini khusus mengenakan tunic atau jaket hijau demi menyamarkan diri mereka dengan rerumputan.
Tunik hijau sempat diikuti para penembak jitu Pasukan Union dalam Perang Sipil Amerika (1861-1865), di mana para tentara reguler justru mengenakan jaket biru yakni Pasukan Konfederasi berjaket abu-abu.
Pola kamuflase hijau kembali dipergunakan dalam Perang Dunia I (PD I), di mana sebuah korps pasukan Prancis, khusus dipakaikan seragam hijau oleh Lucien-Victor Guirand de Scévola yang kemudian segera diikuti Inggris dan Amerika Serikat.
Pasca-PD I, baru mulai bermunculan pola-pola kamuflase loreng yang jadi patokan untuk berbagai pasukan di dunia saat ini. Seperti pola loreng “Splittertarnmuster”.