ODESA - Ledakan terdengar di Kota Odesa di Ukraina selatan pada Selasa (18/7/2023) pagi, sekitar 24 jam setelah serangan Ukraina di Jembatan Kerch yang menghubungkan Semenanjung Krimea yang dianeksasi dengan daratan Rusia.
Tim CNN di darat mendengar sirene serangan udara sekitar pukul 02.00 waktu setempat dan melihat pertahanan udara beroperasi di seluruh kota, diikuti oleh empat ledakan besar. Selanjutnya, terdengar empat ledakan tambahan dan serangkaian tembakan anti-pesawat di sekitar pelabuhan.
Lampu sorot terlihat datang dari arah pelabuhan Odesa. Para kru menangkap objek terbakar yang jatuh dari langit serta satu ledakan besar, diikuti dengan ledakan besar.
CNN tidak dapat memastikan di mana serangan itu mendarat atau apa targetnya.
Serhiy Bratchuk, juru bicara administrasi militer Odesa, mengatakan pertahanan udara Ukraina menangkis serangan udara Rusia.
"Odesa: Pekerjaan tempur pertahanan udara sedang berlangsung," terangnya dalam sebuah posting Telegram pada Selasa (18/7/2023).
Oleh Kiper, Kepala administrasi militer wilayah Odesa, mengatakan Rusia menggunakan drone.
"Beberapa gelombang serangan diperkirakan terjadi. Ada juga ancaman misil!,” terangnya dalam sebuah posting di Telegram.
Dia mendesak warga untuk tinggal di tempat penampungan sampai sirene serangan udara berakhir. Sekitar pukul 04.16 waktu setempat, dia memposting bahwa peringatan udara untuk wilayah Odesa telah berakhir.
Seperti diketahui, serangan di jembatan Krimea terjadi pada Senin (17/7/2023).
Seorang pejabat keamanan Ukraina pada Senin (17/7/2023) mengklaim Kyiv bertanggung jawab atas serangan di jembatan, jalur suplai penting untuk upaya perang Rusia di Ukraina dan proyek pribadi untuk Presiden Vladimir Putin.
Presiden Rusia pada Senin (17/7/2023) menggambarkan serangan itu sebagai "serangan teroris" dan berjanji Moskow akan menanggapinya.
Tak lama setelah tengah malam waktu setempat, Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin mengatakan sebagian jembatan telah dibuka dan kendaran sudah bisa lewat.
(Susi Susanti)