Arti Gelar Mpu pada Masa Kerajaan Nusantara

Avirista Midaada, Jurnalis
Jum'at 06 Oktober 2023 06:57 WIB
Arti gelar mpu pada masa Kerajaan Nusantara. (Ist)
Share :

MPU atau Empu diidentikkan dengan pembuat keris atau benda pusaka semasa zaman kerajaan-kerajaan. Namun, kata mpu sebenarnya merupakan gelar yang diberikan kepada seseorang.

Di masa Kerajaan Kediri, nama Mpu Bharada menjadi yang dikenal. Di masa Kerajaan Singasari, nama Mpu Gandring menjadi yang paling dikenal.

Namun, selain nama Mpu Gandring, ada nama Mpu Purwa ayah dari Ken Dedes perempuan cantik yang dinikahi oleh Tunggul Ametung, penguasa Tumapel kala itu. Sosok Mpu Purwa bukanlah sebagai orang yang membuat keris dan benda pusaka, tetapi merupakan pendeta pemuka agama, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan".

Namun, siapa sangka sebenarnya gelar mpu bukanlah untuk orang yang membuat keris, melainkan sebagai pemilik atau majikan. Kata mpu berarti penguasa, majikan, atau pemilik. Kata ini pula masih dijumpai di dalam Bahasa Indonesia.

Pada zaman Kerajaan Medang, pengguna gelar mpu tidak harus laki-laki. Misalnya, permaisuri Mpu Sindok menurut data-data prasasti bernama Mpu Kebi.

Sementara pada zaman Singasari dan Majapahit, gelar mpu hanya dipakai golongan terhormat, tapi bukan bangsawan. Itu hanya berlaku untuk laki-laki.

Beberapa laki-laki yang mendapat gelar mpu, misalnya Mpu Nambi atau Mpu Sora. Pada zaman Kesultanan Mataram gelar mpu tergeser oleh gelar kiai. Gelar mpu kemudian hanya dipakai para pembuat senjata. Ini diperkirakan berasal dari popularitas tokoh Mpu Gandring dalam Pararaton atau Empu Supa dari naskah-naskah babad.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya