Hal tersebut demi mencermati kondisi yang berkembang akhir-akhir ini, termasuk masifnya konten-konten yang beredar di sosial media. Gubernur juga menyoroti dampak kemajuan teknologi yang tidak dimanfaatkan dengan bijak.
"Setiap saat kita disuguhkan informasi yang menyesatkan, hoaks tumbuh subur, provokasi hingga ujaran kebencian dan fitnah. Hal ini perlu kearifan kita untuk memilih dan memilah mana informasi yang bermanfaat, mana yang menyesatkan,” katanya.
Gubernur Sugianto Sabran juga menekankan pentingnya menyuburkan kembali budaya dialog, gotong royong serta musyawarah dan mufakat untuk menyelesaikan segala persoalan yang ada. Menurutnya ruang-ruang diskusi harus dibuka dengan luas agar segala permasalahanm bisa diselesaikan dengan duduk bersama.
“Budaya dialog, musayawarah dan mufakat adalah jati diri dari bangsa kita, yang seyogianya terus kita pupuk dan kita rawat, tidak boleh tergerus oleh perkembangan zaman. Saya tidak menampik bahwa saat ini masyarakat kita mudah terprovokasi, terhadap permasalahan yang belum jelas. Hal ini perlu mejadi introspeksi bagi kita, untuk mengedepankan prinsip tahu dulu baru bicara, bukan sebaliknya bicara dulu baru tahu,” ujarnya.