Alasan Pangeran Diponegoro Dijuluki Ksatria Piningit

Destriana Indria Pamungkas, Jurnalis
Rabu 25 Oktober 2023 06:52 WIB
Ilustrasi untuk Pangeran Diponegoro yang dijuluki Ksatria Piningit (Foto: Istimewa)
Share :

JAKARTA- Terdapat beberapa alasan Pangeran Diponegoro dijuluki Ksatria Piningit yang akan dibahas kali ini. Pangeran Diponegoro merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia.

Ia dianggap sebagai sosok gagah berani karena perannya dalam memimpin perlawanan rakyatnya terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Semasa hidup, Pangeran Diponegoro dijuluki sebagai Ksatria Piningit alias “Ksatria Tersembunyi”.

Adapun alasan Pangeran Diponegoro dijuluki Ksatria Piningit. Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (25/10/2023) Ksatria Piningit merupakan simbol harapan yang direpresentasikan dengan sosok individu yang memiliki keagungan tak terbantahkan.

Nilai-nilai yang dimiliki oleh Ksatria Piningit dianggap relevan dengan sifat Pangeran Diponegoro yang dipercaya sebagai pribadi yang memiliki kedekatan dengan warisan spiritual dalam budaya Jawa serta unsur keagamaan dalam memobilisasi para rakyatnya.

Hal tersebut terbukti saat Pangeran Diponegoro memainkan peran utama dalam Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia Belanda.

Dengan strategi gerilya, Diponegoro berhasil menghimpun banyak pasukan dari berbagai wilayah di Tanah Jawa untuk membentuk perlawanan yang kuat.

Dalam catatan sejarah, perang yang dipicu karena adanya konflik politik, ketidakpuasan terhadap perlakuan Belanda dan perlawanan pada penyebaran agama Kristen ini menjadi perang yang menelan banyak korban jiwa di Indonesia karena menewaskan 200 ribu pribumi dan kerugian materil sebanyak 25 juta Gulden.

Meski sempat mengalami kekalahan serta penderitaan selama masa perang, namun hal ini tidak serta merta membuat Pangeran Diponegoro berkecil hati. Ia tetap melanjutkan perjuangannya demi Tanah Air.

Pada detik-detik akhir perjuangannya, Pangeran Diponegoro berhasil ditangkap oleh Belanda pada 1830. Kendati demikian, Pangeran Diponegoro masih tetap menunjukkan perlawanan dan tidak mengakui kekalahan.

Ia pun dibuang ke Manado bersama istri, kedua anaknya, dan 23 pengikut. Setelah beberapa tahun di Manado, Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Makassar tepatnya pada 1833.

Lalu pada 1855, Pangeran Diponegoro dikabarkan meninggal dunia dalam pengasingan di Makassar. Setelah Pangeran Diponegoro wafat, istri dan anaknya memutuskan untuk tetap berada di Makassar.

Dengan keteguhan hati untuk tetap berjuang hingga akhir hayat inilah yang menjadi alasan Pangeran Diponegoro dijuluki Ksatria Piningit.

(Hafid Fuad)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya