JAKARTA - Nyi Blorong diceritakan memiliki hubungan dengan Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul. Kisah lain mengatakan bahwa Nyi Blorong adalah perwujudan dari Nyi Roro Kidul.
Versi lain yang kurang populer bahkan mengatakan kalau Nyi Blorong adalah anak dari Nyi Roro Kidul yang ditugaskan untuk memimpin tentara kerajaan.
BACA JUGA:
Namun, salah satu cerita yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa Nyi Blorong ada seorang wanita yang memiliki nama asli Nyimas Dewi Anggatri. Dia merupakan putri sulung Nyimas Dewi Rangkita, cucu dari Raja Caringin Kurung XI, Prabu Jaya Cakra.
Terlahir dari keturunan raja dan tinggal di keraton dengan hidup yang lebih berkecukupan, Nyimas Dewi Anggatri tumbuh menjadi gadis cantik yang angkuh. Karena sifatnya tersebut, akhirnya dia diusir dari keraton.
BACA JUGA:
Nyimas yang saat itu mengasingkan diri ke hutan tersesat dalam pengembaraannya. Dia masuk ke dalam salah satu gerbang gaib dan akhirnya ditangkap oleh pasukan Nyi Roro Kidul.
Setelah mengetahui cerita Nyimas, Nyi Roro Kidul pun menerimanya, dan bahkan mengangkatnya menjadi pemimpin pasukan perang. Nama Nyimas juga diganti oleh Nyi Roro Kidul menjadi Nyi Blorong, dan diberi kekuatan untuk bisa berubah menjadi ular.
Namun, bukan hanya dengan Nyi Roro Kidul, Nyi Blorong juga memiliki kaitan cerita dengan Aji Saka, seorang prabu di Medang Kawulan.
Suami Nyi Blorong
Menurut cerita, Aji Saka memiliki anak berwujud ular dari Rarasati, yang merupakan putri dari Nyi Janda Kasiyan, padahal keduanya belum menikah. Ular tersebut bernama Jaka Linglung.
Kejadian tersebut bermula ketika Aji Saka bernafsu saat melihat paras cantik Rarasati, sehingga nutfahnya menetes ke tanah. Ayam katai milik Rarasati pun memagutnya, dan beberapa hari kemudian bertelur.
Telur tersebut disimpan oleh Nyi Janda di tempat penyimpanan beras. Sejak saat itu, ada hal aneh yang terjadi. Beras tersebut semakin bertambah meski setiap hari ditanak.
BACA JUGA:
Selanjutnya, telur tersebut disimpan di lumbung hingga menetas menjadi seekor ular. Ular tersebut pun menemui Rarasati sambil memanggil ibu, dan menjelaskan perihal dirinya yang merupakan putra dari Aji Saka dan Rarasati.
Aji Saka yang tidak mengakui ular tersebut sebagai anaknya. Ia kemudian menyuruh ular naga pergi ke laut selatan menghadapi buaya putih yang merupakan penjelmaan Dewatacengkar, sebelum mengakuinya sebagai anak dan mencarikannya tunangan.
BACA JUGA:
Setelah berkelahi beberapa hari dengan buaya putih, akhirnya ular naga menang dan diberi hadiah untuk memerintah di laut selama tujuh hari oleh Ratu Anginangin, serta menjodohkan Jaka Linglung dengan putrinya, Nyi Blorong. Jaka Linglung dan Nyi Blorong akhirnya kawin.
Setelah tujuh hari, ular Jaka Linglung mohon pamit pulang. Setibanya di istana, Aji Saka mengangkat Jaka Linglung menjadi Adipati dan menyuruhnya tinggal di istana. Namun, Jaka Linglung memakan semua unggas yang ada di sana, sehingga dia disuruh untuk bertapa dengan mulut menganga selama bertahun-tahun.
Hingga suatu hari ada sembilan anak yang hendak berlindung dari hujan. Delapan anak masuk ke dalam gua, sementara satu lagi dilarang untuk masuk. Anak tersebut pun akhirnya memanjat punggung Jaka Linglung dan memukul-mukul golok ke punggung yang dikiranya tanah. Jaka Linglung yang kesakitan segera mengatupkan mulutnya sehingga kedelapan anak yang berada di gua tersebut tertelan.
Aji Saka yang marah pun memerintahkan untuk memasak mulut Jaka Linglung, sehingga akhirnya mati di tempat.
(Nanda Aria)