Dilansir dari Channel Youtube iNews Magazine, manager geologi dari geopark Tambora, Alpiana mengatakan bahwa tebing tinggi yang berada di area pesisir Pantai Doropeti menjadi bukti nyata betapa dasyatnya material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Tambora pada dua abad silam.
“Dari tebing bisa dilihat bahwa adanya charcoal yang merupakan kayu dari hasil letusan Gunung Tambora tahun 1885 dan diperkirakan umurnya sekitar 200 hingga 203 tahun yang lalu serta berada tiga meter di lapisan permukaan tebing," ujarnya.
Jejak letusan juga ada di sebuah benteng alami yang berbatasan langsung dengan Teluk Saleh dan Doro Bente. Doro itu artinya gunung sedangkan bente itu adalah benteng, sehingga pada jaman Kerajaan Pekat, Doro Bente digunakan sebagai benteng alami untuk melihat kondisi sekitar area tersebut.
Selain itu, di sekitar Doro Bente hingga Padang Savana Doro Ncanga ada bebatuan piroklastik yang tersebar luas di area tersebut, yang dikeluarkan oleh Gunung Tambora sekitar 33 meter kubik material vulkanik yang menghujani wilayah sekitar Tambora. Maka tak heran, banyak sekali korban jiwa akibat letusan Gunung Tambora.
Letusan maha dahsyat itu menyebabkan sebanyak 70 ribu korban jiwa, 10 hingga 15 ribu di antaranya merupakan masyarakat yang berada di sekitar Gunung Tambora. Serta awan panas dengan kecepatan 700 km/jam saat itu memusnahkan hutan, perkebunan dan tiga kerajaan yaitu Kerajaan Sanggar, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Tambora.