Tak selang beberapa lama, Sunter mulai mengalami pembangunan secara bertahap, seperti pembangunan Danau Sunter dengan luas 33 hektar yang berfungsi sebagai pengendali banjir.
Seiring berjalannya waktu, Danau Sunter mulai dijadikan sebagai sarana rekreasi yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu Danau Sunter 1 di bagian barat yang berfungsi untuk tempat penampungan air, dan Danau Sunter 2 di bagian timur yang menjadi sarana rekreasi dan arena olahraga air.
BACA JUGA:
Di Danau Sunter, terdapat gundukan lahan yang berbentuk mirip sebuah pulau yang dinamakan Pulau Bentengan. Dulunya, lahan itu merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Belanda. Namun, bangunan benteng tersebut hilang karena terjadinya proyek-proyek pembangunan sehingga hanya tersisa semak belukar.
Seiring perkembangan zaman, Sunter terus mengalami pembangunan infrastruktur khususnya rumah huni seperti kawasan perumahan Sunter Agung Podomoro dan lainnya.
Lama kelamaan, Sunter dikenal sebagai kawasan elite dan strategis yang banyak dicari orang. Hal tersebut karena letak Sunter yang berada dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok dan berada tak jauh dengan kawasan industri di Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Itulah sejarah dan asal usul daerah Sunter, yang menjadi latar belakang kisah perjalanan wilayah ini hingga menjadi sebuah kawasan penting sebagai pusat industri, perdagangan dan pergudangan di Jakarta.
(Nanda Aria)