Iran Gelar Pemilu Pertama Kalinya Sejak Protes Massal Terkait Kematian Mahsa Amini

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 01 Maret 2024 12:21 WIB
Iran gelar pemilu pertama kalinya sejak protes massal kematian Mahsa Amini (Foto: Reuters)
Share :

IRAN Pemungutan suara sedang berlangsung di Iran saat negara tersebut mengadakan pemilu pertama sejak protes anti-pemerintah pada 2022.

Pemilu yang digelar pada Jumat (1/32024) dilihat sebagai ujian penting terhadap legitimasi dan dukungan nasional terhadap kepemimpinan Iran. Namun jumlah pemilih diperkirakan rendah.

Sikap apatis pemilih masih tinggi menyusul masa kerusuhan setelah kematian seorang perempuan muda yang ditahan oleh polisi moral karena mengenakan jilbab yang “tidak pantas”.

Lebih dari 61,2 juta orang berhak memilih. Dua pemungutan suara terpisah akan dilaksanakan pada Jumat (1/3/2024), satu untuk memilih anggota parlemen berikutnya, dan satu lagi untuk memilih anggota Majelis Ahli.

Majelis tersebut memilih dan mengawasi tokoh dan panglima tertinggi Iran, pemimpin tertinggi yang membuat keputusan penting mengenai isu-isu penting bagi pemilih, seperti kebebasan sosial dan kondisi ekonomi.

Pada Kamis (29/2/2024), Pemimpin Tertinggi saat ini Ayatollah Ali Khamenei yang telah menjabat posisi tersebut selama lebih dari tiga dekade, mendorong para pemilih untuk memberikan suara mereka.

“Menahan diri untuk tidak memberikan suara tidak akan menyelesaikan apa pun,” katanya, dikutip BBC.

Menjelang pemilu, media pemerintah berusaha mendorong pemungutan suara dan membangun antusiasme dengan menayangkan lusinan acara khusus pemilu dan menciptakan saluran-saluran baru untuk memberikan waktu tayang bagi para kandidat.

Namun, tingkat partisipasi pemilih diperkirakan rendah, karena lembaga pemungutan suara yang terkait dengan negara memproyeksikan 41% jumlah pemilih yang berpartisipasi dalam pemilihan parlemen. Jika angka ini akurat maka akan menjadi jumlah pemilih terendah dalam 12 pemungutan suara terakhir.

Banyak warga Iran yang enggan untuk memilih amenyusul protes massal pada tahun 2022, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan. Banyak dari mereka yang mengambil sikap untuk tidak memilih.

Tindakan keras Iran terhadap pengunjuk rasa menyebabkan ratusan orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Banyak yang ditangkap dan tetap dipenjara. Dalam beberapa kasus, mereka menerima hukuman mati.

Sejak itu, suasana politik dan sosial Iran menjadi lebih represif dan masyarakat semakin tidak puas terhadap pemerintah.

Tahun ini, sejumlah 15.200 kandidat disetujui untuk mencalonkan diri untuk 290 kursi dalam pemilihan parlemen. Namun hanya 30 yang berasal dari kubu reformis.

Kaum reformis menggambarkan pemilu tersebut sebagai tidak berarti, tidak kompetitif, tidak adil, dan tidak efektif dalam penyelenggaraan negara.

Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 08:00 (04:30 GMT) dan diperkirakan akan tetap dibuka selama 10 jam. Pada pemilu sebelumnya, waktu pemungutan suara diperpanjang hingga tengah malam dalam beberapa kasus.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya