Prancis Akan Tuntut Seorang Gadis Remaja yang Tuduh Kepsek Pukul Kepalanya karena Pakai Jilbab

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 28 Maret 2024 18:33 WIB
Prancis akan tuntut seorang gadis remaja yang tuduh kepsek pukul kepalanya karena pakai jilbab (Foto: AFP)
Share :

Dua orang menurutinya, namun yang ketiga tidak menurutinya dan terjadilah pertengkaran.

Pada hari-hari berikutnya, kepala sekolah menjadi sasaran ancaman pembunuhan di media sosial, yang dikirim oleh pihak sekolah ke hotline kementerian dalam negeri.

Jaksa mengatakan dua orang telah ditahan sehubungan dengan ancaman pembunuhan tersebut. Identitas mereka belum diungkapkan, namun kementerian pendidikan mengatakan mereka tidak memiliki hubungan dengan sekolah tersebut.

Polisi dikirim untuk berpatroli di sekitar sekolah, yang juga menerima kunjungan Menteri Pendidikan Nicole Belloubet.

Politisi dari partai kiri dan kanan menyatakan kemarahannya karena karier seorang guru yang dihormati harus diakhiri dengan kampanye kebencian di Internet.

“Pemerintah ini tidak mampu melindungi sekolah-sekolah kita,” kata Marine Le Pen dari National Rally on X yang berhaluan sayap kanan, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

“Ini adalah kekalahan bagi negara dan penyakit Islamisme semakin meluas,” kata keponakannya, Marion Maréchal, dari partai saingannya, Reconquest, yang berhaluan sayap kanan.

"Di sinilah Anda berakhir ketika kebijakan Anda adalah 'jangan membuat gelombang'. Di sinilah semua penyerahan diri kecil-kecilan akan mengarah pada hal tersebut," ujar Bruno Retailleau dari Partai Republik berhaluan kanan-tengah.

"Ini tidak bisa diterima. Ketika seorang kepala sekolah mengundurkan diri karena ancaman pembunuhan, itu adalah kegagalan kolektif," terang Boris Vallaud dari Partai Sosialis.

Dalam perkembangan terpisah, beberapa sekolah di Paris terpaksa ditutup pada Rabu (27/3/2024) setelah mereka menerima ancaman bom dari kelompok Islam.

Pekan lalu sekitar 30 sekolah lain di wilayah Paris menerima ancaman serupa, disertai video pemenggalan.

Meskipun para penyelidik wajib menanggapi ancaman tersebut dengan serius, mereka tidak dapat mengesampingkan bahwa ancaman tersebut merupakan bagian dari kampanye disinformasi Rusia.

PM Attal awal bulan ini memperingatkan bahwa Kremlin telah memulai “usaha destabilisasi besar-besaran” untuk melemahkan dukungan Prancis terhadap Ukraina.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya