Fenomena angin kencang ini kerap mengikuti musim kemarau ditambah faktor fenomena El Nino. Dimana angin bertiup dari timur, kemudian membawa masa udara kering di musim kemarau, sehingga membuat angin lebih kencang.
"Di musim kemarau, kemudian angin bertiup dari timur, kemudian dia membawa masa udara kering dari wilayah timur kemudian ke Asia itu, jadi dia memang di musim kemarau lebih kencang," tuturnya.
Catatan BMKG Stasiun Klimatologi Malang, fenomena ini juga pernah terjadi pada tahun 2019 di Kota Batu. Bahkan angin puting beliung bermaterialkan pasir itu pernah terjadi di kawasan Gunung Bromo pada Oktober 2023 lalu. Hal ini disebabkan masa udara lebih kering membuat tekanan permukaan tanah tidak stabil.
"Sehingga membuat masa udara di Indonesia lebih kering itu juga terjadi di Batu, angin kencang sampai kebun apelnya rontok," pungkasnya.
(Awaludin)