NGANJUK – Maraknya aliran Islam sesat memaksa Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Kab Nganjuk untuk waspada. Saat ini, Bakesbang Linmas memantau aliran Amanat Keagungan Illahi (AKI) yang ada di Desa Jatirejo Kec Nganjuk.
Dari pengamatan Bakesbang Limas, aliran ini menggunakan ritual-ritual yang dianggap 'nyeleneh'. Sehingga dikhawatirkan, ritual dan aliran ini akan mendapat tentangan keras dari warga sekitar.� Tak ingin warga sekitar resah, Bakesbang Linmas Nganjuk tetap mengawasi setiap gerakan atau ritual yang dijalankan AKI di Nganjuk.
"Kami telah mempelajari prosedur tetap (protap) aliran ini. Kita sudah pegang protap AKI dan mengkaji sejauh mana aliran ini nantinya mendapat tentangan dari masyarakat yang tak menyetujui adanya alira tersebut," kata Kasi Keagamaan Bakesbang Linmas Kab Nganjuk, Miftakhul Mujib saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (31/10/2007).
Diterangkan dia, aliran ini telah ada sejak dua tahun lalu di Kab Nganjuk. Dan kini telah dianut salah satu sekeluarga di Desa Jatirejo. Diketahui, aliran tetap mengakui adanya Allah SWT sebagai Tuhan umat Islam. Namun hal yang ganjil, dalam aliran ini membuka diri untuk penganut agama lain, termasuk yang tak beragama sekalipun.
"Mereka membuka untuk semua penganut agama. Dan dalam protap yang mereka buat, doa-doa untuk umat Kristen dan Katolik, juga tersedia," terang Mujib.
Dari informasi yang diperoleh pihaknya, aliran yang telah didirikan pada tahun 1969 di Jakarta ini, memiliki beberapa paham yang tak banyak diketahui selain penganutnya. Diantaranya yakni tak mewajibkan salat lima waktu bagi umat Islam. Dan melarang untuk melakukan korban atau syukuran pada bulan Safar dan Ramadhan. Namun menurut dia, sejauh ini pihaknya masih terus menggali fakta yang terjadi dilapangan.
"Informasinya begitu. Bahkan untuk melakukan towaf, aliran ini hanya melakukannya dengan mengitari Kab Nganjuk dengan mengunakan mobil dan dengan ciri khas memakai baju putih-putih," terangnya lagi.
Berdasarkan informasi, lanjut dia, jika dalam menjalankan ritualnya di rumah salah satu penganutnya, sering didapati suara jeritan tangis pada malam hari. Ritual inilah menurut dia, yang sempat mendapat tentangan dari warga sekitar.
“Tapi kami telah mengumpulkan salah satu penganut, warga, dan keamanan untuk diajak bicara bersama. Dan kami akan terus memantau bagaimana AKI ini menjalankan ritualnya, apakah bertentangan atau tidak dengan ajaran-ajaran agama," imbuhnya.
Meski Bakesbang Limas menengarai jika AKI adalah salah satu aliran Islam, namun menurut Mujib, salah satu penganutnya tak mau jika AKI disebut sebagai aliran Islam, atau sebagai organisasi (Ormas). Bakesbang Linmas sendiri mengaku kebingungan dengan status organisasi yang disandang AKI.
"Agung Basuki, salah satu penganutnya tak mau jika AKI disebut organisasi atau aliran Islam. Mereka menganggap, jika AKI ini adalah perorangan yang ingin selamat dengan ajaran yang diberikan," tegas Mujib.
Hingga kini, Mujib tak bisa menentukan jenis aliran apa yang dianut AKI ini. Meski begitu ia mengaku telah meminta petunjuk kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab Nganjuk dan MUI Provinsi Jawa Timur. Ia berharap, agar aliran ini segera mendapat respon dari dua institusi tersebut. �
“Kami nggak berani menyebut AKI adalah aliran sesat. Itu bukan wewenang kami. Yang jelas saat� ini kami meminta petunjuk kepada MUI berdasar protap yang dibuat AKI dan temuan kami dilapangan," tambahnya. (tritus julan/sindo)
(Ronald)
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari