JAKARTA - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan kembali pindahkan enam warga binaan high risk ke Lapas Nusakambangan. Salah satunya adalah artis Ammar Zoni yang terlibat kasus narkoba.
”Ini bukti bahwa peringatan Bapak Menteri (Imigrasi dan Pemasyarakatan) dan Pak Dirjen (Pemasyarakatan) serius, bahwa siapapun yang terlibat peredaran narkoba akan ditindak,” Rika Aprianti, Kasubdit Kerjasama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kamis (16/10/2025).
“Seperti warga binaan high risk lainnya yang dipindahkan ke Nusakambangan, mereka juga akan ditempatkan di Lapas Super Maksimum dan Maksimum Security. Mereka diberikan pengamanan dan pembinaan super maksimum, dan diharapkan langkah ini dapat mengubah perilaku mereka menjadi warga binaan yang lebih baik sesuai dengan tujuan sistem Pemasyarakatan.
Mereka tiba di Nusakambangan pukul 7.43 WIB, selanjutnya ditempatkan di Lapas Super Mximum Security Karanganyar.
Rika mengatakan, total sudah lebih dari 1.500 warga binan high risk yang dipindahkan ke Nusakambangan.
Rika menambahkan, tujuan penting dilakukan langkah ini antara lain adalah melindungi lapas rutan dari peredaran narkoba dan ganguan kamtib lainnya, serta untuk kepentingan warga binaan high risk itu sendiri agar dapat mengubah perilakunya menjadi lebih baik, menyadari kesalahannya, tidak mengulangi agar pada saatnya siap kembali ke masyarakat menjadi warga negara yang baik .
Pemindahan dilakukan dini hari dengan pengawalan petugas Pengamanan Intelejen dan Kepatuhan Internal Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, bersama anggota Polres Jakarta Timur dam Mabes Polri serta petugas Pemasyarakatan Jakarta. Proses pemindahan dan pemenerimaan di Nukambangan dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku.
Heri Azhari, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan juga menyebutkan upaya berkelanjutan dari jajarannya di Jakarta untuk membersihkan lapas dan rutan dari peredaran gelap narkoba. ”Seperti yang berulangkali diingatkan Pak Menteri dan Dirjenpas, bahwa Zero narkoba adalah harga mati. Maka ini menjadi alarm kami untuk terus waspada dan bertindak,” pungkasnya.
(Arief Setyadi )