Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pilgub Jawa Timur Putaran Dua Digelar Hari Ini

Amir Tejo , Jurnalis-Selasa, 04 November 2008 |06:18 WIB
Pilgub Jawa Timur Putaran Dua Digelar Hari Ini
A
A
A

SURABAYA - Sebanyak 29 juta pemilih di Jawa Timur akan menyalurkan suaranya untuk memilih gubernur dan wakilnya. Dua pasang calon gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa-MUdjiono (Kaji) dan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) akan bertarung untuk memperebutkan suara pemilih.

Bagaimana dengan peta kekuatan politik dua pasangan tersebut?. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Hariyadi, dosen Depertemen Ilmu Politik Universitas Airlangga, pasangan Karsa mempunyai jumlah suara yang relatif lebih menyebar, tidak terorganisir dengan rapi dan sporadis dibandingkan dengan Kaji.

"Namun sayangnya suara pasangan Karsa yang relatif menyebar ini dinilai tidak solid," ujar Hariyadi yang dihubungi okezone lewat telepon selulernya, Selasa (04/11/2008).  

Ini berbeda dengan pasangan Kaji. Pasangan Kaji, berdasarkan riset Hariyadi mempunyai suara yang relatif lebih menyempit dibandingkan dengan suara Karsa. Meskipun menyempit, suara Kaji dinilai lebih solid dan lebih terorganisir daripada suara dengan Karsa.

Pun demikian juga dengan dukungan yang diberikan oleh PDIP kepada pasangan Kaji di akhir-akhir menjelang putaran kedua dimulai. Hariyadi menilai dukungan yang diberikan oleh PDIP tidak akan terlalu mendongkrak suara untuk Kaji.

"Waktunya sudah terlalu mepet. Tidak cukup waktu untuk melakukan konsolidasi," ujar Hariyadi.

Selain itu, keputusan DPP PDIP untuk mendukung pasangan Kaji, dinilai Hariyadi akan mendapatkan penolakkan di kalangan massa bawah PDIP. Pasalnya, selain Khofifah bukan kader PDIP, Soekarwo adalah peraih suara terbanyak dalam Konferdasus yang dilaksanakan PDIP sebelum Pilgub Jatim.

Konferdasus PDIP ini untuk menjaring aspirasi DPC-DPC seluruh Jatim soal siapa yang akan diusung oleh PDIP dalam Pilgub Jatim. Namun meski Soekarwo paling unggul, ternyata rekomendasi DPP PDIP memutuskan Sutjipto yang maju sebagi calon gubernur yang diusung oleh PDIP.

"Keputusan DPP untuk memilih Kaji sebenarnya keputusan subyektif Megawati. Karena Soekarwo diusung oleh Partai Demokrat, sedangkan Demokrat dalam pilpres 2009 nanti mengusung SBY sebagai capres. Padahal, SBY adalah seteru Megawati," terang Hariyadi.

Hariyadi memperkirakan kasus Pilgub Kaltim akan terulang kembali. DPP PDIP memutuskan bertentangan dengan aspirasi sejumlah DPC di Jatim. Oleh karena itu, ia memperkirakan akan banyak massa PDIP membelot dari instruksi DPP. Sehingga  tambahan suara yang akan diperoleh Kaji dari PDIP tidak menyamai suara yang diperoleh Sutjipto Ridwan Hisyam pada pilgub putaran pertama lalu.

"Saya memperkirakan suara Kaji dari PDI hanya sekira 30 persen dari suara yang diperoleh Sutjipto-Ridwan Hisjam pada pilgub putaran pertama lalu," ujar Hariyadi.

Ini berarti Kaji akan mendapat suara sekira tujuh persen dari PDIP karena pada putaran pertama lalu karena suara Sutjipto Ridwan Hisjam hanya sekira 22 persen.

Sebaliknya, dukungan suara yang diberikan oleh Partai Golkar kepada Soekarwo dinilai Hariyadi akan cukup membantu. Karena figur Soekarwo di kalangan Partai Golkar secara historis dan ideologis dapat diterima meski dalam beberapa kasus Soekarwo dan Ketua DPW Golkar Jatim Soenarjo sering berkonflik. Hariyadi memperkirakan 65 persen suara Soenarjo-Ridwan Hisyam pada pilub putaran pertama akan lari ke Soekarwo.

Sedangkan suara PKB yang berkonflik yang diberikan pasangan Karsa, Hariyadi mengaku susah untuk menghitungnya. Pasalnya, PKB lebih berbasis pada kekuatan massa kyai NU. Sedangkan kyai NU sendiri suaranya terpecah antara kyai gerbong Hasyim Muzadi dengan kyai dari gerbong Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

"Dari semua itu, di atas kertas Karsa unggul dibanding Kaji. Namun Riset ini bisa porak-poranda jika faktor pragmatisme massa menjadi sangat dominan," ujar Hariyadi.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement