MANILA - Klan Ampatuan yang membantai 57 orang di Filipina 23 November lalu, diduga telah melakukan tindak pembunuhan terhadap 200 warga lain di Provinsi Maguindanao selama mereka berkuasa.
Tuduhan tindak kebiadaban ini dilayangkan oleh Ketua Komisi HAM Filipina, Leila de Lima. "Masih ada paling sedikit 200 korban lain yang dibantai oleh Klan Ampatuan. Banyak saksi kini bersedia memberikan keterangan atas pembunuhan tersebut, usai pemimpin klan Ampatuan tertangkap," komentar de Lima seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (9/12/2009).
De Lima mengklaim jika lima anggota kepolisian bersedia untuk bersaksi atas pembunuhan massal tersebut. Diduga jenazah 200 korban pembunuhan Klan Ampatuan tersebar di seluruh wilayah provinsi yang terletak di selatan Pulau Mindanao. De Lima menyebutkan kebanyakan dari korban berasal dari Klan Ampatuan sendiri serta rival politik mereka.
Andal Ampatuan Sr sang pemimpin dari Klan Ampatuan, merupakan Gubernur dari Provinsi Maguindanao sejak tahun 2001, bersama anaknya Andal Ampatuan Jr mereka dituduh sebagai otak pembantaian 57 orang yang terdiri dari rival politik serta wartawan Filipina.
Menteri Kehakiman Filipina Agnes Devanadera mengatakan jika pemimpin klan yang paling ditakuti tersebut didakwa atas tindak pemberontakan serta dugaan pembunuhan. Sementara pihak kepolisian telah menangkap 161 orang yang diduga terlibat langsung dengan pembunuhan berdarah 23 November tersebut.
Pemerintah Filipina memang mengizinkan wilayah Maguindanao memiliki pasukan sendiri, sebagai strategi mencegah aksi separatis di daerah tersebut. Andal Ampatuan Sr sendiri dikabarkan memang dekat dengan Presiden Gloria Macapagal Arroyo. (faj)
(Nurfajri Budi Nugroho)