Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Free Tuition, Alternatif Sukses Kuliah di Luar Negeri

Riani Dwi Lestari , Jurnalis-Minggu, 21 Agustus 2011 |16:43 WIB
<i>Free Tuition</i>,  Alternatif Sukses Kuliah di Luar Negeri
foto: lunduniv
A
A
A

JAKARTA - Kuliah di luar negeri mungkin merupakan impian setiap mahasiswa. Sayangnya, enggak sedikit yang menganggap, seseorang bisa kuliah di luar negeri hanya bermodalkan beasiswa semata.

Namun sesungguhnya ada cara lain untuk kuliah di luar negeri, yakni dengan free tuition. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan free tuition? Memangnya free tuition bisa membuat kita kuliah di luar negeri?

Free Tuition adalah gratis biaya kuliah (SPP). Di negara-negara Skandinavia dan Eropa Utara membebaskan biaya pendidikan tidak hanya untuk semua warga negaranya, tetapi juga untuk warga nonresiden. Nah, istilah tersebut dinamakan dengan free tuition university. Dengan cara ini, kamu bisa kuliah di luar negeri tanpa membayar biaya kuliah.

Ingat ya, hanya biaya kuliah, tidak untuk buku, uang sewa apartmen (gratis jika kamu tinggal di asrama kampus), dan biaya hidup sehari-hari. Jika mau betul-betul gratis sih, kamu harus cari beasiswa pendukung lainnya.

Terus apa asyiknya gratis biaya kuliah tanpa gratis biaya hidup? Kamu membiayai kebutuhan sehari-hari dengan bekerja paruh waktu di kampus seperti menjadi asisten penelitian dosen, bekerja di kantin, bagian kebersihan, dan penjaga perpustakaan. Enggak hanya itu kok, kamu juga bisa menyiasatinya dengan bekerja paruh waktu di restoran di dekat tempat tinggalmu.

Sudah ada lho orang Indonesia yang berhasil melakukan hal tersebut, namanya Rafika Ida Mutia. Rafika adalah seorang mahasiswa program S2 ini berhasil melanjutkan studinya melalui program free tuition di Lund University, Swedia.

Berkat niat kuatnya untuk melanjutkan studi keluar negeri, perempuan yang akrab dipanggil Rika ini memburu negara-negara yang masih memiliki kebijakan free tuition. "Tadinya aku mau ke Jerman, aku sempat kursus Bahasa Jerman untuk mendukung hal itu. Tetapi kebijakan pendidikan tinggi di Jerman sudah tidak ada free tuition lagi, jadi aku mencari negara lain," kata Rika saat dihubungi okezone, Minggu (21/8/2011).

Dia mengaku, dirinya menginginkan kuliah ke luar negeri sejak di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). "Awalnya sih karena suka lihat bangunan-bangunan istana di satu majalah remaja. Akhirnya aku bilang sama Papaku kalau aku ingin kuliah di tempat seperti itu," ujarnya.

Rika bilang memang agak sulit ketika dia membidik universitas di Jerman saat ingin melanjutkan S-1. "Akhirnya aku mengalah dan kuliah di University Tenaga Nasional Malaysia dengan jurusan Electrical Electronics and Communication Engineering.

Singkat cerita, Rika berhasil mengambil kuliah S-2 jurusan Wireless Communication Engineering di Lund.

"Biaya kuliah memang gratis, kita hanya perlu membiayai hidup sehari-hari di sana. Aku sendiri dibiayai orangtuaku, jika banyak menganggap biaya hidup Lund mahal, justru aku enggak merasa begitu. Karena kalau dihitung-hitung, ternyata sama saja dengan di Jakarta," jelas perempuan berkerudung ini.

Baginya, jika biaya hidup sama saja dengan di Indonesia, dia pasti akan tetap memilih kuliah di Lund. "Jika sama saja, kenapa kita musti enggak pilih yang di luar negeri? Sebab dengan begitu kita bisa mendapat sesuatu yang berbeda dan pengalaman yang tidak biasa," imbuhnya.

Nah, bagaimana? Apa kamu berniat mengikuti jejak Rika? Soal itu, Rika menyarankan agar kamu sering membuka website negara mana yang menyediakan kebijakan SPP Gratis. Selamat mencari ya!

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement