MOJOKERTO – Hidup dengan segala keterbatasan, itulah yang dialami warga Dusun Blogong Desa Gumeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Selama puluhan tahun, dusun yang berada di lereng Gunung Welirang ini belum tersentuh bantuan dari pemerintah. Akibatnya, sebanyak 24 jiwa penghuni dusun tersebut terisolir dari penduduk lainya.
Menuju dusun itu bukan perjalanan mudah. Jalan terjal dan berbukit, mengharuskan orang yang melintasinya berhati-hati. Khususnya, bagi pengendara sepeda motor.
Tiba di sana, suasana tampak sepi. Dari gapura pintu masuk, hanya terlihat dua rumah dan satu musala saja. Hampir tak terlihat warga berlalu lalang di jalan kampung. Rupanya, mereka lebih menikmati berada di dalam rumah setelah seharian beraktivitas di sawah.
Dusun Blogong terletak di lereng perbukitan Gunung Welirang. Dusun ini awalnya dihuni oleh 15 kepala keluarga. Namun, kian menurun menjadi enam kepala keluarga berisi 24 jiwa.
Sejak berdiri dari tahun 1940-an, nyaris itu tak pernah tersentuh bantuan pemerintah. Baik itu infrastruktur maupun untuk kesejahteraan warga. Mungkin itulah penyebab berkurangnya jumlah penduduk karena lokasinya yang terpencil, sehingga mereka tidak betah memilih berpindah ke daerah lain.
“Awalnya, 15 kepala keluarga, terus pindah lokasi tinggal enam kepala keluarga. Ada yang meninggal dan ada pindah. Masyarakat tidak ada kegiatan apa-apa.” kata Arifin, warga setempat.
Pria yang sudah menetap di dusun itu sejak 1974, berharap pemerintah membangun kampung mereka agar ramai. “Harapannya pemerintah memberikan perhatian dan membangun jalan desa yang layak, agar ini menjadi ramai,” harapnya.
Untuk menyambung hidup, warga di sana mengandalkan kemampuan bercocok tanam. Mereka sudah terbiasa hidup apa adanya, yang jauh dari fasilitas warga kota. Menikmati listrik saja, baru beberapa tahun ini didapat. Itu pun berkat kerelaan salah satu pengusaha peternakan yang memberikan meteran listrik untuk dipakai warga sekampung.
Lima rumah dan satu musala menggunakan satu meteran listrik, sehingga memaksa warga untuk berhemat daya. Bahkan untuk sekedar menyalakan televisi, mereka harus rela bergantian. Meski menyandang sebagai dusun, di Dusun Blogong tidak ada kepala dusun. Justru kepala dusun dijabat oleh warga luar yang berada di pusat Desa Gumeng, Kecamatan Gondang.
(Risna Nur Rahayu)