Ketua Karang Taruna Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal
MEDAN - Ketua Karang Taruna Zulfan Surbakti alias Upeng (60) warga Desa Lama, Kecamatan Pancur batu, tewas di dalam mobilnya di kawasan jalan Jamin Ginting KM 15,5 Desa Baru sekitar pukul 19.00 WIB setelah ditembak orang tak di kenal.
Korban tewas dengan kondisi menggenaskan terkena peluru dibagian kening kanan menembus pelipis, Rabu (25/7/2012).
Berdasarkan informasi yang himpun dilokasi, sebelum peristiwa penembakan terjadi, korban bersama empat temannya makan disalah satu warung dikawasan Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu. Setelah itu keempatnya berjalan pulang kerumah masing-masing dengan mengendarai mobil Opel Blazer BM 1128 LV yang dikemudikan korban (Zulpan Surbakti).
Namun dalam perjalanan tiba-tiba saja orang tidak dikenal dengan mengendarai sepeda motor mengikuti mereka dan melepaskan tembakan ke kaca depan, sehingga mengenai Zulpan Surbakti. Akibatnya mobil yang dikendarai oleng dan menabrak warung dan mobil Cold Disel.
Fajar (27) yang merupakan menantu pemilik warung begitu mengetahui warungnya ditabrak langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolsek Pancur Batu dan setelah itu kembali kerumah.
"Begitu terdengar suara dentuman keras dan menabrak warung saya langsung laporkan ke kantor polisi karena takut," katanya.
Pada saat diperiksa ternyata kondisi korban sudah tidak bernyawa dengan kondisi berlumuran darah terduduk dikursi supir mobil tersebut. "Korban tewas dibagian kursi supir dengan kondisi luka menganga," ucapnya.
Kapolsek Pancur Batu, Kompol Darwin Sitepu mengatakan belum diketahui pasti motif yang dilakukan pelaku namun pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini.
Dia menjelaskan, pada saat peristiwa penembakan korban (Zulfan) bersama temannya berada di mobil yang juga terkena serpihan peluru dan dibawa kerumah sakit umum H.Adam Malik Medan, namun pada saat di periksa kerumah sakit tersebut teman korban sudah tidak ditemukan.
"Teman korban Zulpan sudah tidak ada lagi dirumah sakit, dan polisi masih terus melacak keberadaan mereka," tutupnya.
(K. Yudha Wirakusuma)
