Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Film dan Riset, Bikin Ilmu Sejarah Jadi Asyik

Rifa Nadia Nurfuadah , Jurnalis-Senin, 02 Desember 2013 |12:47 WIB
Film dan Riset, Bikin Ilmu Sejarah Jadi Asyik
Ilustrasi. (Foto: Straits Times)
A
A
A

JAKARTA - Satu masalah yang umum dialami para guru sejarah adalah kebosanan siswa karena menganggap ilmu ini kuno dan tidak perlu dipelajari. Padahal, dengan trik yang tepat, siswa bisa juga dilatih mencintai ilmu sejarah.

Bagi Trijono, guru sejarah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Tulungagung, Jawa Timur, trik pertama adalah mengambil hati siswanya untuk tertarik dengan ilmu ini. Caranya, dengan memutarkan film di kelas. Kemudian, setelah murid-muridnya tertarik dengan sejarah, Trijono mengajak mereka mengunjungi situs-situs peninggalan sejarah dan kepurbakalaan di wilayah Tulungagung.

"Anak-anak saya ajak ke lapangan dan meneliti. Di Tulungagung banyak sekali peninggalan sejarah mulai zaman prasejarah sampai masuknya Islam," kata Trijono, seperti dikutip dari laman Kemendikbud, Senin (2/12/2013).

Alumnus Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Udayana (Unud), Bali, ini yakin, mengajar bukan hanya memberikan teori di kelas seperti yang selama ini dilakukan kebanyakan guru. Cara mengajar yang baik, ujarnya, juga diimbangi dengan praktik di lapangan, melakukan penelitian, dan menghasilkan karya.

"Ini tantangan bagi guru kita semua. Anak makin kritis ketika di lapangan," katanya.

Dia memaparkan, salah satu kekritisan siswa pernah membuatnya dikira mencuri fosil oleh pemerintah. Ketika itu, seorang siswa menghampirinya dan bertanya pada jam istirahat tentang kerang yang dia peroleh di kebun rumah neneknya. "Pak ini fosil bukan?" kata Trijono, menirukan ucapan siswanya.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Trijono lalu meminta bantuan antropolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Ternyata, temuan tersebut benar fosil kelas Gastropoda Fillum mollusca.

Penemuan inilah yang membuatnya sempat dikira mencuri oleh pemerintah. Tidak tinggal diam, Trijono pun berjuang dan akhirnya berhasil menyadarkan pemerintah setempat untuk membuat peraturan daerah tentang perlindungan terhadap benda-benda sejarah seperti fosil temuannya.

"Mengajarkan sejarah ke lapangan juga menimbulkan empati terhadap siswa, bahwa peninggalan sejarah perlu dilindungi dan dilestarikan," imbuh salah satu penerima Anugerah Peduli Pendidikan (APP) 2013 tersebut.

Tidak hanya mengajarkan ilmu sejarah dengan cara yang menarik, Trijono juga aktif dalam Komunitas Kajian Sosial dan Budaya (KS2B). Salah satu prestasinya adalah menemukan lokasi kerja Eugene Dubois. Tahu dong siapa dia? Eugene Dubois adalah dokter Belanda yang menemukan tengkorak manusia purba pada 1889. Kita mengenal temuannya sebagai homo wajakensis.

Temuan ini pun disambut baik oleh pemerintah setempat. Bahkan, mereka berencana membuat monumen di sana dan menjadikannya lokasi wisata ilmiah.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement