 
                
PYONGYANG – Krisis belum menjauh dari Korea Utara (Korut). Setelah dilanda musim kemarau yang buruk, Korut kini terancam krisis listrik yang akan menjadikan negeri ini gelap gulita.
Sebagian besar pembangkit tenaga listrik di Korut menggunakan tenaga generator yang digerakan oleh aliran air sungai. Sayangnya, musim kemarau kini tengah melanda negeri itu sehingga debit air sungai menjadi berkurang.
“Tidak bisa diragukan lagi ada masalah serius dengan kekeringan di Korut, hal ini juga akan berdampak pada pasokan listrik,” ujar salah seorang penduduk di Pyongyang yang tidak mau disebutkan identitasnya, seperti dilansir Washington Post, Kamis (25/6/2015).
Sebenarnya krisis listrik merupakan hal yang biasa terjadi di Korut. Pasalnya dalam kondisi normal pun listrik sering padam akibat generator listrik yang tua. Selain itu, distribusi listrik juga tidak merata. Akibatnya, banyak warga Korut khususnya di wilayah pedesaan yang tidak teraliri listrik.
Namun, dengan berkurangnya debit air akan membuat krisis listrik akan semakin parah, khususnya di ibu kota Pyongyang yang merupakan pusat bisnis dan pemerintahan di Korut.
“Cuaca yang tidak normal di Korut diperkirakan akan berlangsung lama, negeri ini terancam kelaparan dan gelap gulita,” ujar penduduk Pyongyang yang lain.
Jika kondisi normal, seluruh generator listrik di Korut mampu menghasilkan 19 megawatt listrik per jam. Jumlah tersebut jauh dibawah tetangganya Korea Selatan yang mampu menghasilan 500 megawatt listrik per jam.
(Muhammad Saifullah )