Pihaknya mengklaim belum mengetahui pasti penyebab lonjakan kadar oksigen terlarut di sungai-sungai se-Kota Cirebon. Namun dia memastikan, tingginya kadar COD, BOD, dan MBAS, menunjukkan rendahnya kualitas air sungai di Kota Cirebon akibat tercemar limbah domestik dan industri.
"Ini disebabkan perilaku warga yang menjadikan sungai sebagai tempat sampah, mulai sampah di sepanjang rumah, kamar mandi, toilet dan dapur. Masyarakat bukannya menjaga sungai sebagai sumber daya alam," tuturnya.
Selain perilaku umum masyarakat itu, pelaku industri kecil yang memanfaatkan sungai sebagai lokasi membuang limbah industrinya juga mempengaruhi kondisi sungai. Padahal, seharusnya pelaku industri kecil pun harus melengkapi diri dengan pengolahan limbah.
Dia mengaku, berbagai usaha telah dilaksanakan demi mendidik warga agar menghargai sungai. Hanya, hingga kini perilaku itu nyatanya sulit diubah. Industri kecil seperti pembuatan tempe, tahu, dan lainnya pun masih membuang limbah ke sungai.
Padahal, lanjut dia, sesuai ketentuan pembuang limbah ke sungai dapat dijatuhi sanksi, bahkan terancam dipidanakan. Untuk tingkat industri kecil, pengolahan limbah bisa dilakukan bersama-sama dengan membuat instalasi pengolahan limbah komunal.