SEMARANG – Pendeta Petrus Agung Purnomo di Semarang, Jawa Tengah, dianggap tak pernah lepas dari kontroversi. Bahkan, kabar meninggalnya pendeta karismatik itu juga menggegerkan jemaat yang langsung menggelar doa kebangkitan di Gereja Holy Stadium Semarang.
"Ya kontroversi itu biasa, apalagi kita kan hidup di dalam masyarakat yang majemuk. Kalau saya piker, biasa ada warga yang berbeda pandangan," kata seorang jemaat, Hilton Agus, Senin 14 Maret 2016.
Pria asal Tegal itu mengaku sudah sejak lama menjadi jemaat di gereja di kawasan Pantai Marina tersebut. Menurutnya, ajaran Pendeta Petrus Agung sangat lekat dengan kemanusiaan.
"Mungkin yang dianggap kontroversi itu tentang ajaran sepersepuluh. Ajaran itu menganjurkan pada kita untuk menyisihkan sepersepuluh penghasilan kita untuk diberikan ke gereja," ujarnya.
Ajaran tersebut dianggap oleh sebagian kalangan tidak perlu lagi dilakukan. "Itu kan dianggap sudah lama makanya kadang muncul pertentangan," ucapnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)