NGAMPRAH - Jembatan Sungai Ciminyak di Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, ambles pada Rabu 20 April 2016 petang. Akibatnya, akses masyarakat yang menghubungkan dua kampung di Rancapanggung jadi terganggu karena harus menggunakan jalur memutar yang lebih jauh.
Berdasarkan pantauan Kamis, (21/4/2017), jembatan tersebut sudah miring dan ambruk sebagian. Salah satu sisi jembatan sudah terpisah dengan jalan, dengan jarak yang menganga sekitar dua meter. Sementara, di sisi jembatan yang satu lagi sudah hampir terlepas.
Jembatan sepanjang 15 meter dan selebar 4 meter itu hampir ambles tetapi masih tertahan oleh pondasi jembatan. Meskipun jembatan tersebut sudah hampir ambruk, sejumlah warga terlihat masih melewatinya. Bahkan, jembatan berbahan kayu sengaja dibangun untuk menghubungkan jembatan yang terpisah dengan jalan.
Aparat kepolisian dan TNI sudah meminta jembatan kayu disingkirkan karena jembatan tersebut sangat riskan dilewati. Jajaran Polsek Cililin juga akan memasang garis polisi. Dikhawatirkan, warga yang memaksa lewat jembatan malah mengalami kecelakaan.
Seorang warga, Pupu Kaspudin (37) menuturkan, jembatan tersebut memisahkan Kampung Bonceret RT 5 RW 10 dengan Kampung Pabauran RT 1 RW 11. Jembatan maupun jalan tersebut bukan hanya menghubungkan perkampungan di Rancapanggung, tetapi juga sejumlah desa lainnya di Cililin dan Sindangkerta.
"Amblesnya sedikit-sedikit, sekitar pukul 17.30. Pokoknya, pas mau Magrib. Tambah lama jembatannya semakin miring. Saya dan puluhan warga melihat jembatan itu ambles karena kebetulan sedang menonton banjir bandang di sungai," kata Pupu, dikutip dari PR Online.
Sebelum jembatan itu ambles, dia mengatakan, sejumlah lahan sawah di sekitar Kampung Bonceret dan Kampung Pabauran juga terendam. Begitu juga dengan jalan menuju jembatan, yang turut digenangi air. "Banjir ini tidak biasa, sangat besar. Pas kemarin saya lihat jembatan ambles juga masih gerimis. Di sini sudah tiga hari hujan selalu deras," tuturnya.
(Amril Amarullah (Okezone))