NAYPYIDAW – Sebanyak 36 anak-anak tewas akibat penyakit misterius negara bagian Sagaing, Myanmar. Otoritas kesehatan Negeri Seribu Pagoda bahkan mengaku kewalahan menangani pasien penyakit misterius tersebut.
Penyakit yang mirip campak itu menyerang Sagaing yang merupakan wilayah pegunungan. Wilayah terpencil tersebut berada di perbatasan dengan India dan didominasi oleh Suku Naga. Orang dewasa dan anak kecil telah terserang penyakit tersebut sejak Juni 2016. Penyakit tersebut disebut sangat mematikan bagi balita.
“Sebanyak 23 anak-anak meninggal di Kota Lahal dan 13 meninggal di Nan Yon sejak Juni 2016 karena penyakit misterius. Ruam keluar dari tubuh mereka. Selain itu, mereka juga demam dan kesulitan bernapas karena batuk. Mereka juga mengeluarkan darah saat batuk,” tutur anggota parlemen asal Naga, Law Yon, seperti dimuat Channel News Asia, Kamis (4/8/2016).
Yon menambahkan, saat ini sekira 200 orang juga tengah terjangkit penyakit tersebut. Namun, otoritas kesehatan Myanmar sangat lambat bereaksi. Seorang pejabat Kementerian Kesehatan di Ibu Kota Naypyidaw mengonfirmasi penyakit tersebut. Namun, pihaknya akan meneliti penyakit tersebut terlebih dahulu.
“Berdasarkan penelitian awal, kami menyimpulkan itu adalah wabah campak atau influenza (flu) yang sangat kuat. Tetapi, kami hanya menyimpulkan itu dari sampel di laboratorium,” ujar pejabat yang tidak diketahui namanya itu.
Penyebaran penyakit misterius itu seakan menyingkap rentannya penduduk di wilayah terpencil Myanmar. Hal ini diperparah dengan anggaran kesehatan dari APBN sangat kecil. Anggaran kesehatan Myanmar hanya sebesar 1 persen meski termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
(Wikanto Arungbudoyo)