KULONPROGO - Warga Pedukuhan Gunung Gempal, Desa Giripeni, Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, resah. Pasalnya bencana tanah gerak juuga terjadi di wilayah mereka.
Tanah gerak tersebut dikhawatirkan merusak bangunan yang ada, terutama rumah warga. Apalagi, ada titik tanah yang ambles antara satu hingga lima meter dalamnya. Sementara jalan aspal juga mengalami kerusakan.
"Tadi usai subuh saya melihat retakan di jalan belakang rumah saya melebar. Kalau semula hanya nampak retak, tapi sekarang sudah menganga hingga sepuluh sentimeter dengan panjang sekira 30 meter," kata warga setempat, Iswanti, seperti dikutip dari KRjogja, Sabtu (3/12/2016).
Selain retak, jalan aspal tersebut juga ambles dengan kedalaman sekira 50 sentimeter. Akibatnya, pipa air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun di sebelah Selatan jalan bocor. Sepertinya, tanah bergerak ke Utara hingga membuat tebing di dekat rumahnya ikut bergeser sehingga menyebabkan jalan aspal pecah menganga.
Kepala Desa (Kades) Giripeni, Priyanti mengatakan, retakan tidak hanya terjadi di badan jalan yang menyebabkan tanah ambles hingga kedalaman 50 sentimeter, tapi juga di atas tebing sekira 400 meter arah Barat Daya. Tebing yang retak tersebut sudah ambles sedalam lima meter dengan panjang sekira 100 meter dan lebar antara dua hingga sepuluh meter.
Beruntung, kejadian tersebut tidak menimbulkan kerusakan pada rumah warga, tapi mengancam beberapa rumah lainnya. Warga yang berada di dekat tebing mengaku khawatir retakan tersebut jika terkena hujan lebat akan menimbulkan longsor sehingga mengancam rumah dan membahayakan keselamatan warga.
"Saya sudah mengingatkan sekaligus mengimbau warga apabila hujan lebat sebaiknya warga untuk sementara mengungsi ke rumah tetangga yang lokasinya lebih aman," ujar dia.
(Fransiskus Dasa Saputra)