SEOUL – Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, telah menunda keputusannya untuk menembakkan rudal balistiknya ke Guam sambil menunggu tindakan yang akan diambil seterunya Amerika Serikat (AS). Langkah Korut itu menjadi sebuah sinyal positif bagi upaya peredaan ketegangan di Semenanjung Korea yang berada pada titik tertinggi sepekan terakhir.
Kantor berita Korut, KCNA melaporkan, Kim Jong-un muncul untuk pertama kalinya dalam dua pekan untuk menguji kesiapan rencana penembakan rudal ke wilayah AS di Guam pada Senin, 14 Agustus. Kim memperingatkan AS untuk tidak berhenti memprovokasi Korut dengan tindakan yang ceroboh dan berbahaya karena negara itu akan merespons.
"Dia mengatakan bahwa jika AS terus tindakan sembrono yang sangat berbahaya di Semenanjung Korea dan di sekitarnya serta menguji kesabaran DPRK, pihak Korut akan membuat keputusan penting yang sebelumnya telah diumumkan," demikian isi laporan KCNA sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (15/8/2017). DPRK adalah nama resmi untuk Korut.
Ketegangan antara AS dan Korut memuncak pekan lalu setelah Presiden AS Donald Trump mengancam Pyongyang akan menghadapi “api dan kemarahan” jika terus menerus melontarkan provokasi kepada AS. Ancaman Trump itu direspons Korut yang menyatakan siap untuk melancarkan serangan rudal ke wilayah AS di Guam. Respons itu semakin memanaskan situasi membuat banyak pihak khawatir perang akan benar-benar terjadi.
Penundaan peluncuran rudal tersebut diumumkan seiring dengan pernyataan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in yang mengatakan bahwa tidak akan ada tindakan militer tanpa persetujuan dari Seoul. Moon juga menegaskan bahwa pemerintahannya akan melakukan segala cara untuk mencegah terjadinya perang.
"Tindakan militer di Semenanjung Korea hanya bisa diputuskan oleh Korsel dan tidak ada pihak lain yang dapat memutuskan untuk melakukan tindakan militer tanpa persetujuan dari Korsel. Pemerintah, dengan mempertaruhkan semuanya, akan mencegah terjadinya perang dengan segala cara," kata Moon dalam pidato yang disampaikan pada acara peringatan bebasnya Korsel dari penjajahan Jepang.
Meski Korut telah mengumumkan penundaan, banyak yang cemas rencana latihan militer gabungan yang telah dipersiapkan AS dan Korsel akan kembali menaikkan tensi kawasan. Para pakar mengingatkan bahwa Korut masih bisa meneruskan rencana penembakan rudal mereka.
(Wikanto Arungbudoyo)