Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jaga Kerukunan, Ribuan Warga Lintas Agama Gerak Jalan Bareng

Fahreza Rizky , Jurnalis-Minggu, 03 November 2019 |11:25 WIB
Jaga Kerukunan, Ribuan Warga Lintas Agama Gerak Jalan Bareng
Gerak jalan kerukunan umat beragama di Jakarta (Kemenag)
A
A
A

JAKARTA – Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) menggelar gerak jalan kerukunan umat beragama dari depan Kantor Kementerian Agama RI di Jalan MH Thamrin menuju Patung Kuda, Jakarta Pusat lalu kembali ke tempat semula, Minggu (3/11/2019).

Ribuan peserta dari lintas agama di Indonesia seperti Buddha, Islam, Nasrani, Hindu dan Konghucu ikut dalam acara bertajuk ‘Rukun, Bersatu, Bergerak Untuk Indonesia Jaya’. Mereka ada juga yang mengenakan pakaian adat sebagai simbol keberagaman.

Acara dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 NSI itu turut dihadiri pula oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmavati dan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi serta perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).Ilustrasi

Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja mengatakan kerukunan sudah menjadi filosofi hudup masyarakat. Memelihara dan merawat kerukunan adalah wujud nyata bakti pada kebaikan.

"Kerukunan itu bukan barang jadi melainkan hasil daripada usaha, dan itu menjadi modal dasar untuk pembangunan," katanya di sela gerak jalan.

Zainut Tauhid Sa'adi mengapresiasi kegiatan rutin yang diselenggarakan NSI. Menurut dia acara semacam ini dapat memersatukan seluruh umat beragama dalam rangka kebinekaan di Indonesia. Pemandangan seperti dinilai sangat indah dan mesti dipertahankan.

"Kebinekaan itu sangat indah, ini harus dirawat, dijaga, pertahanakan karena memang bangsa Indonesia ini bangsa yang sangat besar yang pluralitasnya sangat luar biasa sehingga di dalam kebinekaan harus ada persatuan, persaudaraan," ucapnya.

Zainut menuturkan, kebinekaan, persaudaraan dan persatuan adalah bentuk nyata dari Pancasila. Ideologi negara itu disebut sebagai titik temu dari berbagai perbedaan yang ada. Di sisi lain, Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa di tengah keberagaman.

"Pancasila menjadi titik temu perbedaan-perbedaan itu. Pancasila menjadi sesuatu yang mempersatukan kita semuanya dari keanekaragaman budaya, adat istiadat bahasa agama kini kita disatukan di dalam satu cita-cita Indonesia," pungkasnya.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement