GUINEA - Seorang polisi menggunakan seorang wanita sebagai perisai manusia untuk menangkis lemparan batu dari para pengunjuk rasa.
Insiden itu terjadi di Conakry , ibu kota, Guinea, di mana demonstrasi telah merenggut nyawa 28 warga sipil dan satu petugas polisi.
Para demonstran memprotes Presiden Octogenarian Alpha Conde yang mereka tuduh ingin mengubah konstitusi negara untuk mempertahankan kekuasaan.
Rekaman polisi telah menyebar di media sosial dan memicu kemarahan publik.
Video, yang sumbernya belum bisa tidak dapat diverifikasi, menunjukkan empat polisi menghadapi pengunjuk rasa yang melemparkan batu.
Salah satu polisi bergerak di depan para demonstran, mendorong seorang wanita di depannya.
Jenderal Ansoumane Baffoe Camara, direktur jenderal pasukan kepolisian nasional Guinea, mengatakan kepada AFP bahwa polisi dalam video itu telah ditangkap. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Wanita dalam video itu mengatakan kepada media setempat bahwa dia terluka dalam insiden itu, dan pergi ke rumah sakit untuk perawatan, kemudian pulang.
#GUINEA: Anti-govt protests in the Guinean capital, Conakry. two people killed by security forces in as many days. At least 22 people have died since demonstrations began in October against President Conde. (Video shows Police using a woman as a shield)
pic.twitter.com/SBmSe8PNi9— Zim Media Review (@ZimMediaReview) January 30, 2020
Guinea dalam kekacauan politik berbulan-bulan, dipicu kecurigaan bahwa Presiden Alpha Conde (81) ingin mengubah konstitusi agar tetap berkuasa.
Setidaknya 28 warga sipil dan satu polisi telah tewas, menurut penghitungan AFP.
Front Nasional untuk Pertahanan untuk Konstitusi (FNDC), yang mengorganisir protes, memimpin kritik di media sosial.
"Sekarang milisi Alpha Conde (sedang melakukan) penyanderaan," katanya.
Kementerian Keamanan Guinea mengatakan pihaknya sama sekali tidak dapat diterima sikap polisi tersebut. “Sama sekali tidak dapat diterima menggunakan orang-orang tak berdosa demi menjaga ketertiban," isi pernyataan Kementerian Keamanan.
(fzy)