Selain itu, sinar ultraviolet alamiah, seperti sinar matahari dan udara bersih yang mengalami pertukaran melalui ventilasi ruangan, juga efektif untuk membersihkan virus, termasuk virus korona. Saat ini, Fera mengaku belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus ini.
Namun, gejala yang disebabkan oleh virus ini dapat diobati. Walaupun virus ini memiliki risiko kematian, namun angkanya masih rendah dibandingkan orang yang terjangkit dan kemudian sembuh. Oleh karena itu pengobatan yang dilakukan harus didasarkan pada kondisi klinis pasien dan perawatan suportif dapat sangat efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
"Untuk mencegah penyakit termasuk penyakit akibat virus korona maupun virus lainnya misal virus yang menyebabkan influenza masyarakat diimbau untuk menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), antara lain mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal selama 20 detik," jelasnya.
"Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci, menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin, penuhi Kebutuhan nutrisi dengan pola makan seimbang, istirahat cukup, dan berhenti merokok bagi para perokok," jelasnya.
Penggunaan alat pelindung diri seperti masker hanya salah satu dari berbagai macam perlindungan yang tidak kalah penting.
''Dan jangan lupa, perhatikan etika saat batuk dan bersin. Tutup mulut dan hidung dengan menggunakan tisu saat bersin atau batuk. Jika tidak memiliki tisu, gunakan lengan dalam baju saat bersin atau batuk. Jangan gunakan tangan untuk menutup mulut dan hidung," ungkapnya.
"Jangan meludah sembarangan atau membuang dahak sembarangan Segera buang tisu yang telah dipakai ke dalam tempat sampah. Segera bersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir atau dengan cairan antiseptik berbasis alkohol,'' paparnya.
Penanganan prosedur yang dilakukan terhadap pasien terduga mengidap virus korona adalah dengan menempatkannya dalam ruang isolasi. Tujuannya, katanya, agar penularan ke orang lain dapat dicegah.
"Jika terduga masih menunjukan gejala awal, maka pasien akan mendapatkan terapi suportif untuk gejalanya disertai dukungan makanan yang sehat agar meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus tersebut.
Jika, gejalanya hilang dan hasil telah negatif, pasien kemudian akan dipulangkan," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)