Humaidi mendapatkan makan 3 kali sehari, termasuk pengecekan suhu rutin. Wabah Korona yang bermula di kota tempatnya menuntut ilmu tersebut membuat ia dan penghuni kota lainnya serba ekstra waspada, bahkan paranoid terhadap gejala sekecil apapun pada tubuh.
” ’Waduh nafasku kok ngga enak. Tanda-tanda ini, Korona ini, Korona ini!’ orang-orang jadi takut,” keluh Humaidi.
Kedutaan Besar Indonesia di Beijing menyebut terus memonitor kondisi para WNI yang masih berada di Wuhan. Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun menyatakan dari 7 WNI, 3 diantaranya memang memilih untuk tidak ikut evakuasi. Meski terisolasi, KBRI mengaku rutin mengirimkan masker, vitamin dan kebutuhan lainnya kepada para WNI.
”Pemerintah setempat dan pihak kampus juga memperhatikan mereka. Pihak kampus juga atas komunikasi KBRI yang menjemput mereka dari airport saat mereka diinfokan (kurang sehat), karena pertimbangan kesehatan sesuai standar nasional dan WHO tidak bisa diberangkatkan,” ujar Djauhari melalui pesan singkat kepada VOA
Djauhari menekankan pentingnya menjaga semangat para WNI di Wuhan dalam kondisi seperti ini, “Mohon bantuan untuk juga ikut membangkitkan semangat mereka agar tetap positive thinking dan bertahan di situasi sulit ini. Itu yang mereka butuhkan saat ini.”