BANDUNG - Lonjakan kasus terkonfirmasi positif terpapar Covid-19 di Jawa Barat hampir menyentuh angka seribu pada Kamis 9 Juli lalu.
Angka tersebut berasal dari lembaga kenegaraan, Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD, yang beralamat di Hegarmanah, Kota Bandung. Gugus Tugas Pusat, menyebut ada seribu lebih orang yang terkonfirmasi positif.
Menanggapi adanya lonjakan tersebut, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pengetesan, untuk melakacak penyebaran corona.
"Kami mohon maaf jika kejadian ini menjadi sumber dari lonjakan yang luar biasa. Tindak lanjutnya kami sudah bersepakat dengan pak wali, sebagai pembina gugus tugas kepada Kota Bandung, satu, pengetesan lingkungan sekitar wajib hukumnya, tidak boleh menolak. Itu akan dilakukan oleh pak wali secepatnya," kata Emil sapaan lain Ridwan Kamil, di Bandung, Jumat (10/7/2020).
Kemudian lanjut Emil, pihaknya meminta untuk dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) untuk di lingkungan sekitar Secapa. Hal itu dilakukan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
"Saya sarankan kawasan di Hegarmanah dilakukan PSBM secara ketat. Jalan masuk akan ditutup. Yang boleh masuk hanya penghuni, yang kira-kira sekunder tersier kegiatan. 14 hari ditutup dulu untuk memastikan tidak ada kebocoran," katanya.
Terkait untuk penanganan di dalam Secapa, Emil mengatakan, pihak TNI akan mengelola penanganannya secara mandiri. Namun untuk warga disekitaran Secapa, akan dikoordinir oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota.
Baca Juga: Secapa TNI AD Jadi Klaster Baru, Bukti Asrama Rentan Terkena Covid-19
"Kesepakatan dengan panglima, pengelolaan pandemi klaster disana akan dikelola secara mandiri oleh TNI AD. Kita hanya mengerjakan parimter di luar kompleks, tracing keluarga, testing kepada kontak di luar kompleks menjadi tanggung jawab Pemprov dan Pemkot. Kami sudah lapor ke Doni Monardo sudah disepakati bahwa, puluhan tempat pendidikan vertikal akan dites massal untuk memastikan bahwa peristiwa tidak ada lagi," katanya.
"Kita waspada, ada kejadian, kita bikin pola. Dulu pasar tidak dites, setelah ada pola, kita intesndifkan tes. terminal, pariwisata juga sama. Sekarang masuk ke sekolah berasrama. Mudah-mudahan ini menjadi informasi dan Jabar bisa kembali terkendali," katanya.