PIERE Tendean, satu di antara pahlawan revolusi, menghabiskan masa remaja di Kota Semarang, Jawa Tengah. Selama tinggal di Kota Semarang, keluarga Tendean menempati sebuah rumah yang cukup luas di Jalan Imam Bonjol Nomor 172.
"Taslim Soetomenggolo, Guru Besar Ilmu Kedokteran Anak, yang juga teman SMP Pierre, masih mengingat bagaimana rumah keluarga Tendean yang ia deskripsikan besar seperti istana, dengan pilar-pilar khas arsitektur kolonial Belanda di bagian depan rumah," ujar Abie Bisman , penulis dan editor buku "Piere Tendean Sang Patriot, Kisah Seorang Pahlawan Revolusi".
Baca Juga: Oei Tiong Ham Konglomerat Pertama dan Bandar Candu yang Dikubur dalam Posisi Duduk
Dijelaskannya, terdapat serambi depan yang luas, tempat Pierre sering berkumpul dengan teman-temannya untuk bermain catur atau belajar kelompok. Ada pula paviliun di samping bangunan utama rumah, dan kamar Pierre merupakan satu dari tiga kamar yang berjajar di paviliun itu.
Keluarga Tendean dibantu oleh banyak asisten rumah tangga, yang mempunyai tugas masing-masing: Ada yang bertugas sebagai tukang masak, tukang cuci pakaian dan setrika, tukang kebun, dan asisten bersih-bersih rumah. Meski memiliki banyak asisten rumah tangga, bukan berarti Pierre muda bisa bermalas-malasan.
"Rooswidiati mengingat sosok Pierre bukan merupakan anak manja petantang-petenteng yang sering menyuruh asisten rumah tangganya, dan memang begitulah yang diterapkan dalam keluarga Tendean"ujar Abie.
Keluarga Tendean menginginkan anak-anaknya mandiri. Semua berjalan sesuai porsi masing-masing tanpa harus bergantung dan menyerahkan semua pekerjaan rumah kepada para asisten.
Baca Juga: Perempuan asal Subang Ditemukan Tewas Dalam Lemari Hotel di Semarang, Teman Kencannya Diburu
Orangtua Tendean bersaudara mengajarkan hal yang sama kepada ketiganya, dengan mendidik anak-anaknya dengan tata hidup yang correct, tidak berantakan, rapi, disiplin, dan teratur.
Agenda makan siang bersama adalah hal yang rutin setiap hari dilakukan dan kehadiran anak-anak adalah sebuah keharusan. Hasil gemblengan hidup teratur ini membentuk kepribadian Pierre menjadi pribadi serba rapi dan memiliki disiplin baik dalam penampilan, tutur kata, dan sikapnya.
(Arief Setyadi )